Curhat Erick Thohir: Jadi Menteri Banyak Kehilangan Teman, Pendapatan Turun

28 September 2020 8:27 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Erick Thohir, mengungkap sisi dukanya sejak dia menjabat sebagai menteri. Mulai dari kehilangan banyak teman, hingga pendapatannya menurun dibandingkan sebagai pengusaha.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pemilik kelompok usaha Mahaka Media itu berkomitmen untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya. "Bahagia tidak bahagia kita harus compensate dengan hasil. Kalau hasilnya baik, Insya Allah bahagia. Tapi kalau sudah suffer tidak ada hasil ya buang-buang waktu," kata Erick Thohir dalam program Kick Andy yang tayang Minggu (27/9) malam.
Dia mengakui sejak menjabat menteri cukup stress dan kebahagiaannya berkurang. Menurutnya, beban pekerjaan yang ditanggung para menteri sangat berat, terlebih dalam situasi pandemi virus corona seperti saat ini.
Selain menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir juga dipercaya Presiden Jokowi memimpin Pelaksana Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN). Dengan posisi dan kewenangannya yang besar, Erick Thohir mengaku malah kehilangan banyak teman.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
"Karena sebagai pejabat publik yang dibatasi oleh berbagai aturan. Teman berguguran, dibilang jahat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut dia, sebagai menteri pendapatannya jauh menurun dibandingkan saat mengelola bisnisnya sendiri. Gaji menteri hanya mengantongi Rp 19 juta per bulan. "Alhamdulillah Rp 19 juta. (Tunjangan) enggak ada," imbuh Erick Thohir.
Dia menilai, bukan hanya dirinya, kebanyakan menteri secara keuangan menomboki kebutuhannya dibandingkan gaji yang diterimanya.
Di tengah situasi itu, Erick Thohir menyatakan terus mendorong transformasi BUMN. Menurutnya itu target yang harus dicapai dan dijalankan. "Terbukti, dari 142 BUMN sekarang tinggal; 41 BUMN dalam konsolidasi. Di mana ada tinggal 12 klaster dari 27 klaster," kata Menteri BUMN itu.