Data BPS Tunjukkan Harga Beras Naik 10 Persen dari Tahun Lalu

24 Desember 2022 15:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat inflasi harga beras sebesar 10,19 persen dibandingkan tahun lalu. Pihak BPS kenaikan harga ini utamanya disebabkan oleh kenaikan BBM yang terjadi pada Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bagian Pertanian, Kadarmanto memberikan harga 1 kilo beras premium rata-rata sebesar Rp 9.539,29 per November 2021. Sementara, harga beras premium 1 kilo rata-rata Rp 10.511 per November 2022.
“Melonjaknya memang dari bulan November 2021, dengan kondisi ekonomi sekarang memang nilai beras lebih tinggi. Terdampak kenaikan BBM bulan Agustus 2022, sementara tahun 2021 tidak ada (kenaikan BBM),” tutur Kadarmanto ketika dihubungi kumparan, Sabtu (24/12).
“Tahun lalu bulan November harga Rp 9.539,29 per November, sekarang 10.511,71 per November 2022. Kira-kira ada kenaikan 10 persen,” paparnya.
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
Lebih lanjut, Kadarmanto juga memaparkan hal yang sama terjadi pada beras kualitas medium dan kualitas lain. Beras kualitas medium mengalami kenaikan 10,88 persen, yaitu dari Rp 9.071 (per kilo) tahun lalu, menjadi Rp 10.122 (per kilo) per November 2022. Sementara, beras kualitas lain mengalami kenaikan 9,53 persen, dari Rp 8.711 (per kilo) tahun lalu, menjadi Rp 9.452 (per kilo) pada periode yang sama.
ADVERTISEMENT
Kadarmanto menyebutkan harga beras juga akan alami kenaikan hingga Februari nanti, karena saat ini Indonesia sedang memasuki masa paceklik. Penurunan harga, ia proyeksi, akan terjadi pada bulan Maret nanti.
“Kenaikan harga gabah dan beras yang saat ini terjadi yaitu pada bulan September hingga Desember, itu sudah pola musiman karena memasuki masa paceklik. Diperkirakan akan terus naik sampai Januari atau Februari, dengan perkiraan turun ketika panen raya bulan Maret atau April nanti,” ungkap dia.