Demi Harga Daging Naik, 10 Juta Telur Ayam Akan Dimusnahkan

5 September 2019 11:31 WIB
Peternak mengumpulkan telur ayam di Denggungan, Banyudono, Boyolali. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
zoom-in-whitePerbesar
Peternak mengumpulkan telur ayam di Denggungan, Banyudono, Boyolali. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) meminta industri pembibitan unggas Indonesia memusnahkan atau membagikan secara gratis 10 juta butir telur ayam. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi pasokan ayam di pasar sehingga bisa mendongkrak harga daging ayam.
ADVERTISEMENT
Harga daging ayam di Indonesia sepanjang 2019 tercatat pada posisi terendah sejak 2016. Ditulis South China Morning Post (SCMP), Kamis (5/9), rendahnya harga daging ayam menguntungkan konsumen karena bisa memperoleh sumber protein murah. Sebaliknya, harga murah menjadi beban bagi pengusaha unggas.
"Harga daging ayam di ritel turun 25 persen menjadi Rp 30.050 atau setara USD 2 per kg sepanjang 2019. Di mana harga itu terendah sejak Juli 2016," tulis SCMP mengutip laporan Bank Indonesia.
I Ketut Diarmita, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, meninjau sapi-sapi indukan impor di Instalasi Karantina Hewan Sementara (IKHS) Juang Jaya, Lampung. Foto: Dok. Kementan
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, mengatakan pemusnahan atau pembagian 10 juta butir telur ayam berusia maksimal 19 hari sebagai cara paling efektif menaikkan gairah di industri unggas.
Program mengendalikan pasokan ayam sudah dimulai sejak Juni 2019, di mana diawali dengan pemusnahan atau pemotongan indukan yang berusia di atas 68 minggu.
ADVERTISEMENT
Lanjut tulisan SCMP, program pemusnahan atau pembagian 10 juta telur ayam akan berlangsung hingga 20 September 2019. Kementan mencatat 20 perusahaan pembibitan unggas seperti PT Japfa Comfeed Indonesia dan PT Malindo Feedmill akan terlibat.
"Program ini akan berdampak pada pasokan dan permintaan daging ayam di Oktober, serta akan membantu industri untuk memangkas kerugian," kata Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami.