Di Tengah Skandal Pajak, Bank Panin Kantongi Laba Rp 3,12 Triliun di 2020

30 Maret 2021 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Panin. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Panin. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Pan Indonesia Tbk atau Bank Panin mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2020. Emiten dengan kode PNBN masih mencatatkan laba bersih Rp 3,12 triliun di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Bank Panin, Herwidayatmo mengatakan, di tengah kondisi pandemi tahun 2020, Panin melakukan pengaturan kembali komposisi portofolio aktiva produktif untuk mengantisipasi perlambatan pertumbuhan kredit.
“Secara konsolidasi, laba bersih bank tercatat sebesar Rp 3,12 triliun, dengan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh 13,7 persen, sebesar Rp 6,69 triliun,” katanya melalui keterangan tertulis seperti yang kumparan, Selasa (30/3).
Salah satu pendorong laba bersih pada tahun lalu yaitu pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 77,16 persen menjadi Rp 3,36 triliun dibandingkan periode tahun 2019. Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi surat-surat berharga di tengah kecenderungan penurunan suku bunga pasar.
Adapun peningkatan penanaman dalam Surat Utang Negara (SUN) memberi kesempatan meraih capital gain, yang menyebabkan laba bersih individual Bank (bank only) meningkat menjadi sebesar Rp 3,08 triliun, dibanding akhir tahun 2019 sebesar Rp 3,07 triliun.
ADVERTISEMENT
Total aset konsolidasi mencapai Rp 218,07 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 211,29 triliun. Total kredit sebesar Rp 129,89 triliun, mengalami penurunan sebesar 14,3 persen terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lambatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Posisi likuiditas bank terjaga dengan baik didukung peningkatan Dana Pihak Ketiga sebesar 8,9 persen, dan telah mencapai Rp 143,03 triliun. Tabungan dan Giro mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK.
Tabungan tumbuh 14,7 persen dan Giro tumbuh sebesar 18,9 persen, menunjukkan bahwa Panin Bank terus mendorong peningkatan CASA yang kini mencapai 39,4 persen. Rasio likuiditas Loan-to- Deposit Ratio (LDR) berada pada posisi optimum sebesar 83,3 persen.
ADVERTISEMENT
Panin Bank juga terus memperkuat layanan perbankan elektronik dan digital yang semakin lengkap, dan terus berinovasi guna mewujudkan kualitas layanan dan pengalaman perbankan yang baik bagi nasabah. Mobile Panin, Internet Panin, dan ATM Panin sebagai jalur transaksi utama bagi nasabah dalam masa pandemi menunjukkan peningkatan jumlah transaksi disertai kenaikan pendaftar baru dibanding dengan pencapaian akhir tahun 2019.
Pada akhir tahun 2020, rasio NPL terjaga dan membaik menjadi 3,01 persen dibanding akhir tahun 2019 sebesar 3,02 persen. Bersamaan dengan itu, Panin juga terus meningkatkan pencadangan aktiva produktif. Selama tahun 2020 ini, Perseroan telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp 2,69 triliun, sehingga NPL coverage ratio telah mencapai lebih dari 151 persen.
ADVERTISEMENT