Di Tengah Virus Corona, Investasi Langsung Asing Masih Bisa Tumbuh

23 Maret 2020 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
ADVERTISEMENT
Investasi langsung asing atau Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia per kuartal I 2020 masih bisa tumbuh di tengah merebaknya virus corona yang memukul perekonomian nasional.
ADVERTISEMENT
“Sampai dengan saat ini realisasi investasi (FDI) tumbuh 4 persen-5 persen dibanding kuartal I 2019. Grafiknya naik terus, sampai saat ini kami belum ada revisi target (investasi),” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang disiarkan secara online di kanal sosial media resmi BKPM, Senin (23/3).
Data BKPM menyebut, FDI periode Januari hingga Maret 2019 realisasinya sebesar Rp 195,1 trilun. Sehingga, jika di periode sama pada tahun ini, maka FDI yang masuk ke Indonesia di tengah situasi pandemi corona ini masih ada di level Rp 200 triliunan, yaitu antara Rp 202,09 triliun sampai Rp 204,85 triliun. Sementara, target investasi secara menyeluruh yang dipatok BKPM pada tahun 2020 yaitu senilai Rp 866 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Bahlil bilang, kepercayaan investor asing untuk menanamkan modal ke Indonesia disebabkan potensi RI yang tetap prospektif. Meski, tengah berada di tengah kondisi pandemi corona seperti saat ini. Sebab, situasi sulit itu tak hanya dihadapi oleh Indonesia namun juga dunia.
ADVERTISEMENT
"Corona ini kan membuat gelisah semua, jangankan Indonesia tapi dunia, jadi ini kesadaran kolektif investor," tegasnya.
Dari realisasi investasi itu, Bahlil menyampaikan, investasi di sektor kesehatan mengalami kenaikan yang signifikan dari yang sebelumnya bertengger di urutan terbesar kelima atau keenam, saat ini, bisa naik ke urutan dua terbesar setelah perdagangan.
"BKPM terus memperlancar proses perizinan terkait dengan izin edar dan impor terhadap alat kesehatan ataupun kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan corona," ujarnya.