Dilantik Jokowi Jadi Dirut BPJS Kesehatan, Ini yang Akan Dilakukan Ali Ghufron

22 Februari 2021 13:20 WIB
clock
Diperbarui 24 Mei 2021 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek Ali Ghufron Mukti (kiri) menunjukkan cara kerja alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 pada monitor komputer di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek Ali Ghufron Mukti (kiri) menunjukkan cara kerja alat deteksi dini COVID-19 bernama GeNose C19 pada monitor komputer di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ali Ghufron Mukti baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Direktur Utama BPJS Kesehatan periode 2021-2026. Ia mengaku ingin langsung bergerak dengan tugas baru yang diembannya.
ADVERTISEMENT
Ali mengungkapkan, salah satu yang menjadi fokusnya bakal meningkatkan kualitas layanan di BPJS Kesehatan.
"Akan kami tingkatkan dengan inovasi teknologi interface sistem informasi, sehingga antrean tidak lagi sekitar 6 jam, tapi bisa lebih cepat," kata Ali saat konferensi pers secara virtual yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (22/2).
Langkah kedua yang ingin disasar Ali, adalah peningkatan kepesertaan. Ali mengungkapkan fokus selanjutnya adalah melibatkan semua pihak terkait agar kinerja BPJS Kesehatan semakin baik.
Pelayanan BPJS Kesehatan Cabang Wamena. Foto: Dok. BPJS Kesehatan
"Dan ketiga kami ingin memiliki rasa engagement, keterlibatan semua pihak baik pusat, daerah, asosiasi, pengamat, perguruan tinggi untuk merasa bersama-sama memiliki BPJS atau Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat atau JKN KIS," ungkap Ali.
Ali mengungkapkan fokus terakhir yang adalah meningkatkan dan menjaga sustainability dari sistem jaminan. Ia menginginkan peningkatan tersebut harus diikuti dengan adanya dana yang cukup.
ADVERTISEMENT
"Yang kemarin sudah disampaikan ada surplus sekitar Rp 18 triliun tapi juga di saat yang sama dari sisi laporan net asset kita masih defisit sekitar Rp 7 triliun. Oleh karena itu akan kita tingkatkan pengelolaan dengan lebih baik," tutur Ali Ghufron Mukti.