Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dirut BEI Beberkan Kinerja Pasar Modal di 2018 ke Jokowi
3 Desember 2018 9:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi melaporkan beragam pencapaian pasar modal Indonesia khususnya di 2018. Menurutnya dinamika ekonomi global telah mempengaruhi aktivitas pasar modal Indonesia. Meski demikian BEI mampu mencatatkan beberapa pencapaian bahkan sejarah baru bagi perkembangan pasar modal Indonesia.
“Bapak Presiden, di 2018 ini BEI telah berhasil memfasilitasi sebanyak 53 perusahaan tercatat. Ini merupakan pencapaian tertinggi sejak BEI kembali beroperasi pada 1997,” ungkap Inarno di The Ritz Carlton Hotel, Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (3/12).
Menurut Inarno, angka tersebut juga membuat Indonesia memiliki perusahaan go public tertinggi di Asia. Tak hanya dari jumlah emiten, Inarno juga melaporkan bahwa jumlah investor domestik makin bertumbuh. Hal ini ditopang oleh keyakinan investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini jumlah investor pasar modal tercatat sebanyak 1,5 juta investor.
ADVERTISEMENT
“Angka ini didominasi oleh tingginya angka investor milenial,” ujarnya.
Tak hanya itu, Inarno juga melaporkan bahwa BEI berhasil melakukan implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi bursa (settlement) dari T+3 ke T+2 pada 26 November 26 November 2018. Menurut Inarno, pencapaian-pencapaian tersebut tidak lain berkat adanya kerja keras dan sinergi dari semua stakeholder yang ada pasar modal Indonesia. Selain itu juga didukung oleh kebijakan strategis yang telah diluncurkan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.
“Bapak Presiden, kami terus berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan yang positif ini,” tandasnya.
Turut hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
ADVERTISEMENT