Dirut BRI Syariah Angkat Bicara soal Merger Bank Syariah Milik BUMN

13 Oktober 2020 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan BRI Syariah. Foto: Dok. BRI Syariah
zoom-in-whitePerbesar
Layanan BRI Syariah. Foto: Dok. BRI Syariah
ADVERTISEMENT
PT Bank BRIsyariah Tbk atau BRI Syariah telah ditetapkan menjadi entitas bisnis yang menerima penggabungan (surviving entity) dari dua bank syariah lain milik Bank BUMN. Hal itu telah ditetapkan Menteri BUMN, Erick Thohir, Senin (12/10).
ADVERTISEMENT
Dua bank syariah lain milik Bank BUMN yang melebur ke dalam BRI Syariah adalah Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah. Masing-masing bank syariah ini, sebelumnya masing-masing berstatus anak perusahaan dari Bank BUMN yakni Bank Mandiri dan Bank BNI.
Direktur Utama BRI Syariah, Ngatari, menyatakan siap mengemban amanah yang dititipkan pemerintah untuk memimpin merger tersebut.
“Kami sebagai satu-satunya bank umum syariah anak perusahaan BUMN yang tercatat di bursa, siap menerima amanah ini. Merger ini sangat penting bagi Indonesia yang merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia. Agar Indonesia memiliki bank syariah terbesar yang mampu bersaing secara global," kata Ngatari dalam keterangan resmi, Selasa (13/10).
Karenanya dia berharap, bank syariah hasil merger ini bisa menjadi salah satu mesin utama dalam menggerakkan roda ekonomi umat di Indonesia. Menurut Ngatari, rencana merger ini juga merupakan bagian dari Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) yang dicanangkan pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional.
Jajaran Direksi dan Komisaris BRI syariah yang terpilih dalam RUPS April 2018. Foto: Dok. Bank BRI
“Perlu kami sampaikan juga bahwa selama persiapan merger berlangsung, semua operasional berjalan normal dan layanan kepada nasabah juga tetap optimal,” ujar Ngatari.
ADVERTISEMENT
Proses penggabungan atau merger tiga bank syariah milik Bank BUMN atau Himbara, resmi dilakukan seiring ditandatanganinya perjanjian penggabungan bersyarat (Conditional Merger Agreement), Senin (12/10). Penggabungan akan efektif setelah memperoleh persetujuan dari otoritas-otoritas yang berwenang.
Penggabungan ini juga akan diikuti penyesuaian ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak, menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Melalui penandatanganan perjanjian perjanjian penggabungan bersyarat tersebut, maka proses merger resmi dimulai. Hal ini menjadi tonggak awal bersejarah untuk melahirkan sebuah bank syariah nasional terbesar di Indonesia, yang berpotensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Sementara secara aset, penggabungan ini juga membuat aset ketiga bank syariah tersebut terkonsolidasi jadi Rp 214,6 triliun. Berdasarkan data Juni 2020, aset masing-masing bank syariah tersebut masing-masing, Bank Syariah Mandiri Rp 114,4 triliun, BNI Syariah Rp 50,7 triliun, dan BRI Syariah Rp 49,5 triliun.
ADVERTISEMENT