Dirut Freeport Sebut Smelter Terbakar Pulih di 2025, Minta Fleksibilitas Ekspor

4 Desember 2024 16:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, saat peresmian operasi Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok: Tangkapan layar YouTube Freeport Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, saat peresmian operasi Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok: Tangkapan layar YouTube Freeport Indonesia
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan smelter katoda tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang terbakar 14 Oktober 2024 lalu, baru akan mencapai produksi penuh di pertengahan 2025.
ADVERTISEMENT
Smelter kedua PTFI tersebut diresmikan pada 23 September 2024 dengan nilai investasi Rp 56 triliun. Namun, belum sebulan beroperasi, smelter itu mengalami kebakaran di bagian Fasilitas Pemisahan Gas Bersih atau Gas Cleaning Plant.
Tony berharap pemerintah memberikan PTFI fleksibilitas ekspor konsentrat tembaga hingga smelter itu pulih. Sebab pasca kebakaran, smelter tersebut berhenti beroperasi.
"Ya karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kita harus perbaiki dulu itu sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali," jelasnya usai acara Indonesia Mining Summit 2024, Rabu (4/12).
Tony memperkirakan smelter itu baru bisa beroperasi 100 persen 6 bulan kemudian, alias pertengahan tahun 2025. Awalnya sebelum kebakaran, smelter itu ditargetkan beroperasi penuh di akhir Desember 2024.
ADVERTISEMENT
"Ini kita lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan mungkin sekitar 6 bulan lah. (Pertengahan 2025) mudah-mudahan. Ini yang lagi kita hitung terus," ungkapnya.
Ekspor mineral mentah, termasuk konsentrat tembaga, sejatinya dilarang sejak 10 Juni 2023 berdasarkan UU Minerba No 3 Tahun 2020. Namun, PTFI mendapatkan relaksasi ekspor hingga 31 Mei 2024 karena pembangunan smelter belum rampung.
Meski demikian, PTFI menargetkan smelter tersebut baru bisa mencapai tahap produksi dengan kapasitas penuh di akhir tahun 2024. Pemerintah kemudian menyetujui perpanjangan ekspor dari 1 Juni 2024 sampai 31 Desember 2024.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Sabtu (25/5/2024). Foto: Rizal Hanafi/ANTARA FOTO
Selain fleksibilitas ekspor di tahun depan, Tony juga berencana mengajukan permintaan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga di tahun 2024 kepada pemerintah.
"Lagi kita diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota, bukan relaksasi, kita mengajukan tambahan kuota ekspor untuk tahun ini. Tahun 2024 yang tinggal sebulan lagi ini," tutur Tony.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Tony tidak membeberkan berapa jumlah tambahan kuota ekspor yang akan diajukan, sebab masih dalam proses pembahasan dengan pemerintah.
Berdasarkan catatan kumparan, PTFI akan mengekspor sekitar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT) konsentrat tembaga sampai Desember 2024, usai mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda hingga Desember 2024.
"Volume izin ekspor konsentrat tembaga PTFI hingga 31 Desember 2024 yaitu sekitar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT)," kata VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, kepada kumparan, Kamis (4/7).