Dituding Bohong Soal Investasi Rempang Rp 174 T, Begini Respons Bahlil

2 Oktober 2023 19:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menemui ASEAN Business Advisory Council (BAC) Malaysia di sela rangkaian KTT ASEAN ke-43. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menemui ASEAN Business Advisory Council (BAC) Malaysia di sela rangkaian KTT ASEAN ke-43. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengeklaim tidak pernah memberikan pernyataan bohong mengenai investasi mana pun di Indonesia, sejak memimpin Kementerian Investasi pada 2021.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku dituding berbohong mengenai investasi sebesar USD 11,6 miliar atau Rp 174 triliun proyek Rempang Eco-City di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
Dalam hal ini, pemilik PT Rifa Capital Holding Company tersebut menyayangkan banyaknya berita di sosial media yang meragukan kualitas Xinyi Group sebagai investor di Rempang Eco-City.
“Banyak sekali (informasi) di sosmed-sosmed yang beredar, yang saya tidak tahu sumbernya dari mana, beberapa narasi sosmed meragukan tentang perusahaan yang membangun USD 11,6 miliar,” kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan investasi senilai Rp 174 triliun tersebut diperuntukkan bagi pembangunan 10 fasilitas di Rempang Eco-City secara keseluruhan.
“USD 11,6 miliar ini bukan hanya bikin pabrik kaca, tapi ini bagian yang akan kita bangun, ini satu ekosistem besar dan perusahan ini bukan hanya Xinyi, tapi memang dia yang di depan, ada beberapa perusahaan lain,” jelas Bahlil.
Ilustrasi Pulau Rempang. Foto: pradeep_kmpk14/Shutterstock
Meskipun Bahlil tidak menyebutkan perusahaan apa saja yang tergabung dalam salah satu proyek strategi nasional tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun 10 fasilitas di Rempang Eco-City di antaranya pembangunan kawasan industri terintegrasi, pembangunan pabrik pemrosesan pasir silika, industri soda abu, industri kaca panel surya, industri kaca float, industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya dan infrastruktur pendukung.
Sebelumnya, dikutip dari website resminya, Xinyi Group yang merupakan salah satu investor asal Cina di proyek Pulau Rempang, telah membangun pabrik kaca di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE di Gresik melalui PT Xinyi Glass Indonesia.
Di negara asalnya, Xinyi Group mempunyai 12 pabrik kaca. Kendati demikian, berdasarkan catatan Kumparan, pabrik kaca milik Xinyi bukan yang terbesar di dunia, juga tidak masuk dalam urutan sepuluh besar.
Xinyi dalam hal ini didahului oleh perusahaan asal Prancis Saint-Gobain, PPG Industries asal Amerika Serikat, Kyocera Corp asal Jepang, Corning International Company asal Amerika Serikat, Vitro Glass asal Meksiko dan lain-lain.
ADVERTISEMENT