Dorong Keberlanjutan, Unilever Konsisten Kelola Sampah dan Tekan Emisi Karbon

26 September 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi keberlanjutan. Foto: dok. Unilever
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keberlanjutan. Foto: dok. Unilever
Unilever Indonesia terus melanjutkan fokusnya dalam mendukung inisiatif hijau dan serangkaian agenda keberlanjutan.
Dalam kumparan Green Initiative Conference 2024, Head of Communication Unilever Indonesia, Kristy Nelwan mengatakan, Unilever telah melewati 2 era besar dalam memetakan strategi dan menjalankan inisiatif keberlanjutannya.
Saat ini, Unilever tengah memasuki era ketiga yaitu ‘Growth Action Plan (GAP) Sustainability Goals’ yang berfokus pada iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian. Target Perusahaan tetap ambisius, namun lebih realistis dan lebih fokus untuk melakukan lebih banyak aksi berdasarkan urgensi.
"Integrasi agenda keberlanjutan dan bisnis adalah kunci terwujudnya lingkungan yang lebih hijau dan lestari, serta memberikan dampak yang menyeluruh. Melalui Growth Action Plan (GAP) Sustainability Goals, Unilever terus bekerja secara sistemik untuk mewujudkan kehidupan lestari sebagai hal yang lumrah," jelasnya.
Head of Communication Unilever Indonesia, Kristy Nelwan. Foto: kumparan
Sejak tahun 2015 hingga 2023, Unilever Indonesia telah mengurangi 89,45 persen emisi karbon sebagai perwujudan komitmen untuk terus berkontribusi pada upaya kolektif menjaga iklim. Di tahun 2023 sendiri, Unilever Indonesia telah mengurangi 11,22 persen emisi karbon (cakupan 1 dan 2) dibandingkan tahun sebelumnya.
Unilever Indonesia juga telah mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang dijual. Pada tahun 2023, Perusahaan berhasil mengumpulkan dan memproses 56.159 ton sampah plastik.
‘GAP Sustainability Goals’ menjadi pelengkap dari dua era sebelumnya yakni Unilever Sustainable Living Plan (USLP) pada tahun 2010 dan ‘The Unilever Compass’ di 2015-2023. Bila pada era pertama tentang menggaungkan urgensi permasalahan, era kedua adalah tentang menetapkan berbagai ambisi jangka panjang.
Lalu, era ketiga adalah tentang bagaimana memberikan dampak positif yang lebih cepat dan tidak terpisahkan dari kinerja bisnis.
"Saya yakin, seluruh pihak punya peran, tanggung jawab, serta tantangannya sendiri dalam menghijaukan bumi. Karena itu, kolaborasi menjadi inti dari terwujudnya agenda keberlanjutan," tutupnya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio