Duet Luhut-Anies Tinjau Proyek Tanggul Laut: Cegah Jakarta Tenggelam

17 September 2021 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanggul di Muara Baru untuk menahan air laut masuk permukiman penduduk. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tanggul di Muara Baru untuk menahan air laut masuk permukiman penduduk. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Duet Luhut-Anies meninjau tanggul laut di pantai utara Jakarta, proyek yang menjadi salah satu upaya mencegah Jakarta tenggelam. Isu menurunnya muka tanah kawasan ibu kota hingga ancaman Jakarta tenggelam, bahkan telah menjadi perhatian dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jumat (17/9), Luhut Binsar Pandjaitan meninjau proyek proyek tanggul laut Jakarta untuk memastikan pengerjaannya berjalan baik.
Selain didampingi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, turut serta juga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek pembangunan tanggul di pantai adalah agenda perbaikan lingkungan (environmental remediation) bagi Kota Jakarta, yang mengalami penurunan muka tanah 5-10 sentimeter per tahun. "Tantangan yang dihadapi Jakarta itu perlu dukungan dari berbagai pihak, terutama masyarakat. Khususnya dalam menghemat penggunaan air tanah," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berdiri di sebelah Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau tanggul laut di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: ANTARA/ HO-Kominfotik Jakarta Utara
Pembangunan tanggul laut ditujukan untuk mengantisipasi banjir pasang (rob) serta meningkatkan kualitas pelayanan serta perekonomian di pelabuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta terus mengantisipasi penurunan permukaan tanah dengan berbagai cara. Salah satunya pembangunan tanggul di kawasan pesisir Jakarta yang menjadi area kritis menjadi prioritas.
Dari hasil perjanjian kerja sama, pengerjaan tanggul dibagi tiga penanggungjawab yakni Kementerian PUPR sepanjang 15,66 kilometer, Pemerintah DKI Jakarta 28,53 kilometer, dan swasta 2,1 kilometer. Keterlibatan swasta ini merupakan bagian dari kompensasi pembangunan kawasan reklamasi di Teluk Jakarta.
Selain tanggul dari beton, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta juga mengupayakan penahan alami hempasan gelombang atau ombak ke daratan dengan restorasi tanaman bakau (mangrove).