Ekonom Ingatkan Profesi Reseller dan Dropshipper Terancam di Era Digital

1 April 2021 19:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reseller produk streetwear di Urban Sneakers Society 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Reseller produk streetwear di Urban Sneakers Society 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi reseller atau dropshipper merupakan bentuk bisnis yang banyak diminati masyarakat. Sebab dua pekerjaan tersebut membuat pelaku tidak perlu sibuk memikirkan proses produksi suatu barang.
ADVERTISEMENT
Stok barang sudah disiapkan, sehingga reseller atau dropshipper tinggal menjualnya kembali ke tangan konsumen. Dari penjualan tersebut reseller atau dropshipper bisa mengambil untung dari margin harga yang dibentuk.
Namun Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengatakan, di era digitalisasi saat ini pekerjaan reseller dan dropshipper bisa makin terancam.
"Ada persoalan ketika digitalisasi mulai terjadi, ternyata 60 persen UMKM kita sektornya perdagangan. Nah problem perdagangan adalah ketika dia hanya memindahkan barang maka dia akan terkena dampak pada margin yang semakin tipis," ujar Aviliani dalam dalam Webinar Akurat.co Peran Digital Banking dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi, Kamis (1/4).
Menurut Aviliani, sebelum adanya digitalisasi, informasi tentang perdagangan bersifat asimetric. Masyarakat tidak memiliki informasi yang lengkap sehingga ketika berbelanja, berapa pun harganya maka akan langsung dibeli.
ADVERTISEMENT
Tapi dengan adanya digitalisasi, informasi menjadi bersifat simetric. Konsumen bisa mengakses informasi secara luas, bahkan bisa membandingkan antara penjual satu dengan yang lain sehingga bisa mendapatkan barang yang sama dengan harga yang lebih murah.
"Itulah yang menyebabkan sektor UMKM harus berdagang dengan nilai tambah," ujar Aviliani.
Ilustrasi Reseller Sneakers. Foto: Pixabay
Sebab jika hanya barang saja yang berpindah, masyarakat sudah mulai cerdas membandingkan harga di beberapa penjual terlebih dahulu. Tentunya sesuai prinsip ekonomi, masyarakat akan mencari harga terendah untuk sebuah produk yang punya kualitas dan fungsi sama.
Ini menjadi tantangan bagi reseller dan dropshipper. Sebab sistem dagang ini memungkinkan satu produk dijual oleh banyak orang bahkan dengan beragam harga. Alhasil, reseller dengan harga termurah yang akan bertahan. Sedangkan yang lain akan sulit mendapatkan pangsa pasar.
ADVERTISEMENT
"Boleh aja berdagang tapi kalau ada nilai tambah, dia akan survive. Nilai tambah enggak harus mengubah jenis barang. Misalnya si A jualan ban, tapi dia punya after sale service. Kalau ban rusak, si A bersedia menerima service panggilan. Service ini bisa jadi nilai tambah. Kalau hanya mengambil margin tanpa nilai tambah itu bahaya karena ke depan margin akan makin tipis," tandasnya.