Ekonom Prediksi Inflasi April Tembus 6 Persen: Pengaruh Lebaran

2 Mei 2023 10:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi momen Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi momen Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejumlah ekonom memproyeksi inflasi April tembus 6 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Hal tersebut dipengaruhi efek musiman Lebaran.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, tingkat inflasi April 2023 diperkirakan sebesar 5 hingga 6 persen (yoy).
"Tingkat inflasi pada bulan April 2023 diperkirakan sebesar 5-6 persen year on year," kata Bhima.
Menurut dia, inflasi masih cenderung tinggi selain karena beberapa faktor musiman. Pertama, naiknya biaya produksi sejumlah barang. Sebab, selama masa pandemi, produsen mencoba untuk menahan kenaikan harga barang untuk mempertahankan penjualan.
"Begitu mobilitas masyarakat kembali pulih, dan masyarakat menengah atas kembali mengeluarkan simpanan untuk belanja, momentum tadi dimanfaatkan untuk menaikkan harga barang," terang Bhima.
Kedua, faktor kenaikan harga pangan. Sejumlah harga pangan terpantau masih tinggi di beberapa wilayah, meski sudah ada kebijakan impor beras.
ADVERTISEMENT
"Beras masih akan jadi pendorong inflasi yang perlu diwaspadai," imbuhnya.
Faktor ketiga adalah kenaikan angka pemudik saat Lebaran 2023. Jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 123,8 juta orang, meningkat 47 persen secara agregat dibanding lebaran sebelumnya, menciptakan demand pull inflation.
Serupa, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memproyeksi inflasi April tembus 5 persen (yoy). Seiring dengan naiknya permintaan akibat Ramadhan dan Lebaran hingga perputaran uang THR.
"Nampaknya di April ini masih bisa menembus 5 persen," kata Riefky.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah memproyeksi tingkat inflasi pada April 2023 sebesar 0,17 persen hingga 0,22 persen secara bulanan atau month to month (mtm).
"Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga transportasi, makanan, minuman dan tembakau, serta pakaian dan alas kaki yang lebih tinggi menjelang lebaran," ungkap Piter.
ADVERTISEMENT