Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ekonom Prediksi Perputaran Uang saat Nataru Rendah Imbas Daya Beli Melemah
8 Desember 2024 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perputaran uang selama momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru ) diprediksi mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sejumlah ekonom menilai faktor seperti pelemahan daya beli masyarakat hingga persiapan menghadapi kenaikan harga barang dan jasa tahun depan menjadi penyebab utama perlambatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memperkirakan peredaran uang kartal pada Nataru tahun ini tumbuh sekitar 6 persen menjadi Rp 138,19 triliun.
“Pertumbuhan tahun ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya,” kata Bhima kepada kumparan, Minggu (8/12).
Bhima menyebut, meskipun ada penurunan harga tiket maskapai, dampaknya terhadap minat wisata tidak signifikan karena sebagian besar konsumen telah memesan tiket 1 sampai 3 bulan sebelum pengumuman tersebut.
Selain itu, pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah dan persiapan kenaikan harga akibat kebijakan pajak dan tarif baru menjadi faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2024.
“Antisipasi kenaikan harga barang dan jasa awal tahun depan seperti tarif PPN yang menjadi 12 persen ikut menyumbang perlambatan konsumsi rumah tangga. Banyak yang sedang mempersiapkan kenaikan harga, ya, tahun depan. Ada iuran BPJS Kesehatan naik, PPN, sampai Tapera yang mengubah perilaku belanja masyarakat untuk barang sekunder dan tersier, termasuk liburan yang masuk kategori jasa tersier,” jelas Bhima.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, memperkirakan pertumbuhan perputaran uang selama Nataru 2024 hanya mencapai 5 persen secara tahunan.
“Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan tahun lalu yang mencapai sekitar 6 persen karena kami memperkirakan aktivitas perekonomian tidak akan setinggi tahun lalu. Oleh karena itu, ini juga akan ikut mempengaruhi nilai perputaran uang di akhir tahun nanti,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, secara nominal, perputaran uang pada Nataru tahun ini diperkirakan berada di kisaran Rp 100 hingga Rp 180 triliun. Namun, kontribusi momen Nataru terhadap perekonomian pada kuartal IV dinilai tidak sebesar tahun sebelumnya.
“Permasalahan daya beli masih akan terasa di akhir tahun ini, sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi juga tidak akan setinggi tahun lalu,” tutur Yusuf.
ADVERTISEMENT