Ekonomi China Melambat, BPS Sebut Permintaan Ekspor Masih Tinggi

15 September 2023 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/9/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/9/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) membantah perlambatan ekonomi yang terjadi di China atau Tiongkok akan membuat permintaan barang ekspor menurun. Hal ini tercermin ekspor Indonesia ke China naik secara bulanan.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan China menjadi salah satu negara tujuan ekspor terbesar di Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke China mencapai USD 5,55 miliar, terdiri dari ekspor migas USD 170,3 juta dan ekspor non migas sebesar USD 5,38 miliar.
“Kalau kita lihat ekspor kita ke Tiongkok kan masih cukup solid, memang ada potensi perlambatan ekonomi Tiongkok tetapi secara demand masih ada, karena dia tidak mengalami kontraksi perekonomian,” kata Amalia di Kantor Pusat BPS, Jumat (15/9).
Pada periode Januari–Agustus 2023, China tetap merupakan negara tujuan ekspor non migas yang memiliki peranan terbesar dengan nilai USD 40,22 miliar atau mewakili pangsa pasar 24,96 persen. Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi/baja, lignit, dan batu bara.
ADVERTISEMENT
“Oleh sebab itu tentunya Tiongkok sebagai negara utama ekspor Indonesia yang bisa tumbuh positif, masih ada permintaan dan ini terlihat dari angka ekspor kita,” tutur Amalia.
Per Agustus 2022, pangsa ekspor non migas Indonesia ke China sebesar 23,44 persen dari total ekspor non migas. Dan di bulan Agustus 2023, pangsa pasar ekspor ke China naik menjadi 25,99 persen.
BPS mencatat komoditas bahan bakar mineral yang biasanya mendominasi ekspor indonesia ke China telah digeser komoditas ekspor besi dan baja terutama dalam 2 tahun terakhir.
Amalia mengatakan ekspor non migas ke China sebesar USD 5,38 miliar dengan pangsa 25,99 persen terhadap total ekspor, utamanya didorong oleh komoditas besi dan baja dan bahan bakar mineral.
ADVERTISEMENT
“Hal ini tentunya seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel sejak tahun 2022 hingga Agustus 2023 ini, komoditas nikel dan barangnya. Kelompok (itu) masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke Tiongkok,” imbuhnya.