Ekonomi Kalimantan Capai 5,52 Persen di 2024, Ditopang Sektor Pertambangan

5 Februari 2025 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah truk pengangkut pasir melintas di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah truk pengangkut pasir melintas di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan pada tahun 2024 mencatat angka yang cukup tinggi, mencapai 5,52 persen. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di 2024 sebesar 5,03 persen.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, tren pertumbuhan ekonomi di Kalimantan sejalan dengan perkembangan industri ekstraktif di Kalimantan yang terus mengalami ekspansi. Sektor pertambangan, terutama batu bara dan minyak kelapa sawit, masih menjadi andalan utama, didukung oleh permintaan global yang tetap tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi Kalimantan ditopang oleh sektor pertambangan, konsumsi rumah tangga, dan perdagangan,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (5/2).
Selain tambang, daya beli masyarakat juga meningkat seiring dengan ekspansi bisnis ritel dan perdagangan. Pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur turut memberikan dorongan bagi sektor konstruksi dan properti.
Sementara itu, wilayah Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, mencapai 7,81 persen. Industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan menjadi kontributor utama. Papua Barat menjadi provinsi dengan andil pertumbuhan terbesar di kawasan ini, berkat investasi yang meningkat di sektor industri pengolahan.
ADVERTISEMENT
"Wilayah Sulawesi juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid, yakni 6,18 persen. Sektor industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan menjadi pendorong utama," ungkapnya.
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah menjadi motor pertumbuhan ekonomi di kawasan ini, dengan kontribusi dari sektor manufaktur dan ekspor hasil bumi.
Di sisi lain, Bali-Nusa Tenggara mencatat pertumbuhan 5,04 persen, didorong oleh sektor akomodasi, makanan, dan pertambangan. Pariwisata yang mulai pulih pasca pandemi menjadi faktor utama yang mendorong pemulihan ekonomi Bali.
Meskipun kontribusi Pulau Jawa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih yang terbesar (57,02 persen), pertumbuhan ekonominya cenderung lebih rendah dibanding wilayah lain. DKI Jakarta tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan di Jawa, dengan kontribusi sebesar 1,38 persen.
Di Sumatra, pertumbuhan ekonomi mencapai 22,12 persen dari total PDB nasional. Provinsi Sumatera Utara menjadi kontributor terbesar di wilayah ini, dengan pertumbuhan yang didorong oleh industri pengolahan, perdagangan, dan konsumsi.
ADVERTISEMENT