Ekspor-Impor Melesat, BPS Optimistis Ekonomi Kuartal II Positif

15 Juni 2021 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peti kemas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peti kemas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kinerja ekspor dan impor per Mei 2021 secara year on year melesat tajam. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total ekspor Indonesia per Mei 2021 yoy USD 16,60 miliar atau naik 58,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 10,45 miliar.
ADVERTISEMENT
Begitu pun dengan total impor yoy naik 68,68 persen dari USD 8,44 miliar menjadi USD 14,32 miliar. Angka ini membuat neraca dagang Indonesia surplus USD 2,36 miliar yang merupakan tertinggi di tahun ini.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan dengan terus surplusnya neraca dagang Indonesia, menunjukkan adanya pergerakan ekonomi, Jika performa ekspor dan impor bagus hingga surplus terus, menurutnya akan mendorong ekonomi kuartal II 2021 tumbuh positif.
"Jika ditambah dengan performa konsumsi pemerintah, investasi, dan konsumsi rumah tangga, saya yakin perekonomian Indonesia pada kuartal II akan masuk zona positif,” katanya dalam konferensi pers BPS secara daring, Selasa (15/6).
Secara rinci, ekspor Mei 2021 yoy tumbuh 58,76 persen yang didorong oleh impor migas ekspor migas 66,9 persen dan nonmigas 58,30 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menyampaikan konpres PDB kuartal III 2019 di Gedung BPS, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ekspor tahunan ini paling besar berasal dari sektor pertambangan 95,37 persen, migas 66,99 persen, industri pengolahan 54,02 persen, dan pertanian 0,69 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara total impor juga melesat 68,68 persen yoy yang ditopang oleh kenaikan impor migas 213,61 persen dan kenaikan nonmigas 56,44 persen.
Rincian impor yoy ini paling banyak ditopang bahan baku/penolong 79,11 persen, konsumsi 50,34 persen, dan barang modal 35,28 persen.
Naiknya impor bahan baku/penolong ini berpengaruh pada pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menurutnya terlihat dari geliat manufaktur di Indonesia yang bergerak secara positif. Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang meningkat ke level 55,3 pada Mei 2021.
“Impor bahan baku yang naik menunjukkan bergeraknya manufaktur di Indonesia, juga kenaikan barang modal yang berpengaruh ke PMTB atau investasi,” ujarnya.
Meski begitu, pria yang akrab disapa Kecuk ini memperingatkan Indonesia masih harus waspada karena pandemi masih ada. Kinerja ekspor Indonesia akan terganggu terhadap negara-negara yang kasus coronanya meroket seperti india.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu India mengalami masalah pandemi COVID-19 dan PMI India juga cukup tajam. Kalau per April 2021 PMI India masih 55,5, bulan ini drop menjadi 50,8. Tentunya perkembangan PMI India ini akan mempengaruhi ekspor Indonesia ke sana," katanya.