Erick Thohir Bentuk Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Begini Tahapannya

9 November 2020 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir tengah mengebut pembentukan Holding Pariwisata dan Pendukung. PT Survai Udara Penas (Persero) akan menjadi induknya, sedangkan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) hingga PT Sarinah (Persero) menjadi anggota holding.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumen yang diterima kumparan, Senin (9/11), pembentukan holding BUMN terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah penyerahan akta inbreng anggota holding ke induk holding ditargetkan selesai pada kuartal IV 2020.
Selain Garuda dan Sarinah, BUMN lainnya yang menjadi anggota holding di bawah Penas adalah PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Sarinah (Persero), Perum Pelayanan Navigasi Penunjang Angkutan Udara atau AirNav, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau INNA, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) atau TWC.
Sedangkan tahap kedua adalah restrukturisasi portofolio. Dalam tahap dua ini, Erick Thohir membagi empat klaster. Klaster pertama adalah Airport Cluster yang berisi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II. Klaster kedua adalah Airline Cluster yang berisi Garuda Indonesia dan Pelita Air Service. Pelita Air merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Klaster ketiga adalah Destination Management Cluster yang berisi ITDC, TWC, INNA, Aerowisata, dan Garuda Holiday France. Klaster keempat adalah Aviation Services and Logistic Cluster yang berisi Gapura, Angkasa Pura Supports, Angkasa Pura Solusi, GMF Aeroasia, Angkasa Pura Logistik, Angkasa Pura Kargo, Garuda Indonesia Cargo, Aero Express, Angkasa Pura Retail, Sarinah, dan Aerofood ACS.
"Restrukturisasi portofolio (target waktu) 2021-2022," demikian tulis dalam dokumen tersebut.
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
Adapun Penas dipilih menjadi induk holding ini karena kepemilikannya yang 100 persen oleh pemerintah. Selain itu, BUMN ini terbilang kecil, jadi memiliki fleksibilitas restrukturisasi sumber daya manusia lantaran hanya memiliki 5 karyawan.
Fleksibilitas lainnya dari Penas adalah hanya memiliki anak 1 usaha. Jadi mudah untuk dilakukan restrukturisasi. Terakhir, Penas memiliki kewajiban keuangan yang mayoritas kepada BUMN lain. Dipilihnya Penas dibenarkan oleh Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
ADVERTISEMENT
"Penas jadi induk karena 100 persen milik pemerintah. Mudah restrukturisasi sesuai rencana holding. Sementara di masing-masing entitas seperti Garuda dan Angkasa Pura itu posisi Penas menggantikan kepemilikan pemerintah," ujarnya kepada kumparan.
Irfan juga menyebut jika anak usaha Garuda Indonesia akan berada dalam holding yang sama namun klaster berbeda. Tapi, kata dia, proses pembentukan klaster pada anak usaha Garuda masih didiskusikan dan targetnya masih lama.