Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Erick Thohir di BUMN dan Ahok di APBD: Sama-sama Pakai Istilah 'Nenek Lu'
ADVERTISEMENT
Ada kemiripan gaya antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Keduanya tak segan merombak posisi bawahan yang kinerjanya dianggap tidak baik.
ADVERTISEMENT
Di awal kepemimpinannya, Erick mengganti sejumlah direksi dan komisaris BUMN. Demikian juga Ahok semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta, mencopot walikota, sejumlah kepala dinas, serta pejabat lainnya di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Dalam beberapa kesempatan, Erick menyebut pergantian yang dilakukannya, bagian dari upaya perbaikan.
“Kok bongkar pasang? Kan yang namanya RUPS sudah ada waktunya. Ya (pergantian) itu normal-normal saja selagi kita lihat orangnya punya expertise yang baik,” kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (12/2) lalu.
Dia menjawab kumparan soal direksi dan komisaris BUMN yang kerap dibongkar pasang.
Dalam penggunaan istilah atau diksi, Erick Thohir juga ternyata ada kesamaan dengan Ahok. Terkait pengamanan kinerja dan keuangan BUMN, pemilik Mahaka Group itu memakai istilah ‘Nenek Lu’.
ADVERTISEMENT
Hal itu dinyatakan Erick, saat menyatakan membuka peluang bagi pengusaha swasta untuk bekerja sama dengan BUMN. Tujuannya agar BUMN tak terlalu mendominasi proyek yang ada di dalam negeri.
Akan tetapi, Erick minta para pengusaha swasta tidak mengakali BUMN. Dia bilang banyak swasta mengakali BUMN. Jika hasil kerja sama BUMN dan swasta merugi, Erick mengatakan tak mungkin bebannya diberikan ke swasta. Padahal BUMN adalah pengelola, bukan pemilik perusahaan.
“BUMN ini bukan badan usaha milik nenek lu. Ini jelas kita pengelola. Ada batasan-batasannya. Kita enggak bisa cemburu sama Pak CT karena perusahaan pribadi," ujar Erick di hadapan hadirin, termasuk pengusaha nasional Chairul Tanjung, Rabu (26/2).
Soal istilah ‘Nenek Lu’, juga pernah digunakan Basuki Tjahaja Purna alias Ahok. Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia memberi coretan pada dokumen rancangan APBD tahun 2015. Persisnya pada dokumen program Sosialisasi SK Gubernur DKI yang diajukan DPRD senilai Rp 8,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Pada bagian itu, Ahok membubuhkan tulisan dengan kata-kata, "pemahaman nenek lu”. Istilah itu pun viral di media, termasuk media sosial. Gara-gara tulisan itu pula, hubungan Ahok dengan sebagian anggota DPRD DKI, saat itu sempat meruncing.