Faisal Basri Kecewa Menteri ESDM Cuma Bisa Imbau Moratorium Smelter Feronikel

15 Agustus 2023 19:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faisal Basri. Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Faisal Basri. Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, menyebutkan kebijakan pemerintah untuk menunda izin (moratorium) pembangunan smelter yang memproduksi nikel kelas 2 dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) hanya sebatas imbauan.
ADVERTISEMENT
Smelter yang memproses nikel kelas dua, saprolit, melalui metode pirometalurgi ini akan dibatasi pemerintah karena hasil produksinya yakni nickel pig iron (NPI), feronikel, dan nickel matte, dengan produk akhir stainless steel sudah terlampau banyak.
Sementara itu, pemerintah ingin mendorong hilirisasi nikel di Indonesia minimal tercapai 60-70 persen, termasuk untuk baterai kendaraan listrik yang membutuhkan teknologi smelter berbeda, yaitu High-Pressure Acid Leach (HPAL).
Faisal menilai, Kementerian ESDM sebagai pihak yang memberikan izin pembangunan smelter RKEF hanya sebatas mengimbau agar tidak ada investasi baru.
"Saya sedih itu ya, Menteri ESDM cuma bisa mengimbau, kita sudah over exploitation yaudah izin jangan ditandatangan, jangan dikasih, kok ini cuma imbauan. Itu pertanyaan mendasarnya," ujarnya saat diskusi OTW 2024 lembaga survei KedaiKOPI, Selasa (15/8).
Gudang Ekspor Feronikel Antam di Pomalaa Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Dia menuturkan, eksploitasi pertambangan nikel terjadi secara masif sejak pemerintahan Presiden Jokowi. Buktinya, pada tahun 2014 produksi nikel hanya 160 ribu ton, melonjak hingga 1,6 juta ton pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kata dia, muncul kekhawatiran sumber daya nikel habis karena pengerukan besar-besaran tersebut. Bahkan Kementerian ESDM memprediksi cadangan nikel di Indonesia bakal habis dalam 13 tahun mendatang.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto, memastikan pemerintah sudah melakukan moratorium smelter RKEF, meski pada dasarnya pengajuan izin sudah semakin minim.
"Sekarang technically kita belum mengeluarkan permit (izin) baru buat NPI smelter. Tapi sekarang secara market orang juga enggak bikin NPI baru karena harganya jeblok," ungkapnya saat ditemui di kompleks parlemen, Jumat (9/6).
Seto menuturkan, harga NPI sedang rendah karena kelebihan pasokan (oversupply) imbas dari melemahnya permintaan global. Dia memprediksi kondisi ini bisa berlangsung setahun ke depan.
Pengolahan nikel jadi feronikel di Antam, Kendari. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
"(Harga jeblok) ya oversupply, itu salah satunya tapi karena global demand-nya turun signifikan, ya mungkin setahunan kali ya kondisi turunnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, sudah ada 34 perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Indonesia dengan metode pirometalurgi. Sementara tercatat ada 17 smelter yang masih konstruksi dan 6 masih dalam tahap uji kelayakan (feasibility study/FS).
Saat ini, produksi NPI dan feronikel dari smelter pirometalurgi di Tanah Air mencapai 27 juta ton per tahun dan total kapasitas produksi stainless steel mencapai 31,66 juta ton per tahun. Sementara total investasi smelter tersebut di tahun 2022 mencapai USD 11 miliar atau setara Rp 163,69 triliun.