Fakta-fakta Brunei Bantah Tawarkan Proyek Kereta Cepat Malaysia-IKN

7 April 2024 6:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi kereta cepat. Foto: PT KCI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kereta cepat. Foto: PT KCI
ADVERTISEMENT
Pemerintah Brunei Darussalam akhirnya angkat bicara mengenai kabar ada perusahaan setempat, Brunergy Utama, yang disebut akan membangun Kereta Cepat dengan nama Trans-Borneo, yang melintas Indonesia (IKN) hingga Malaysia.
ADVERTISEMENT
Melalui laman resmi Kementerian Perhubungan dan Infokomunikasi, Brunei Darussalam, mereka membantah Brunergy Utama yang ditunjuk untuk menggarap proyek Trans-Borneo.
"Sehubungan dengan itu, Kementerian Perhubungan dan Infokomunikasi ingin menyampaikan pernyataan bahwa Pemerintah Yang Mulia Sultan dan Yang Di Pertuan Negara Brunei Darussalam tidak pernah menawarkan atau bahkan menunjuk perusahaan lokal atau asing untuk menangani proyek tersebut," tulis keterangan tertulis dari Pemerintah Brunei, dikutip Sabtu (6/4).

Belum Ada Diskusi

Selain membantah telah menawarkan proyek yang cukup besar ini, Pemerintah Brunei juga mengaku belum ada diskusi resmi di tingkat pemerintah mengenai masalah ini atau antara negara bagian dan pihak-pihak yang berkepentingan.
"Untuk proyek sebesar itu tentunya memerlukan komitmen dari pemerintah masing-masing terlebih dahulu," tulis rilis tersebut.
ADVERTISEMENT

Respons Pemerintah Indonesia

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah ada rencana terkait pembangunan kereta cepat yang menghubungkan IKN Nusantara dan Malaysia oleh Perusahaan Brunei. Meski begitu, hal tersebut belum ada pembicaraan secara detail dengan pihak-pihak terkait.
"Belum (ada komunikasi). Tapi saya tahu itu sudah dalam perencanaan lama," kata Jokowi kepada awak media di Lanud Halim, Rabu (3/4).
Selanjutnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengaku belum ada komunikasi soal rencana pembangunan kereta cepat yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia oleh Perusahaan Brunei bernama Brunergy Utama.
"Belum belum (ada komunikasi dengan Brunei)," kata Didiek kepada awak media di Kompleks Parlemen, Rabu (3/4).
Meski begitu, Didiek mengatakan Indonesia membuka peluang kerja sama dengan negara mana pun, asal menguntungkan. "Kalau baik bagi Indonesia kita buka (peluang kerja sama tersebut)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT

Rencana Kereta Cepat yang Akan Melintasi Tiga Negara 1.620 Km

Fasilitas batching plant SIG di IKN untuk mendukung pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Foto: Dok. Semen Indonesia
Dalam catatan kumparan, Nikkei Asia memberitakan ada perusahan asal Brunei yaitu Brunergy Utama, yang akan membangun proyek Kereta Trans-Borneo dengan lintasan sepanjang 1.620 kilometer.
Dengan panjang ini, Kereta Trans-Borneo akan melintang dari sisi barat ke sisi timur Kalimantan, melintasi tiga negara Asia Tenggara.
Tahap pertama akan menghubungkan Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat di Indonesia, dengan Kuching dan Kota Kinabalu, ibu kota negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia, dan distrik Tutong di Brunei-serta wilayah barat dan barat. pantai utara pulau itu.
Tahap kedua, kereta cepat akan dibangun ke arah selatan yang menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur di Indonesia, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan.