Fakta-fakta Layanan BSI Sempat Eror Diduga Kena Serangan Siber

12 Mei 2023 7:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Banda Aceh antre menunggu giliran proses transaksi di layanan ATM BSI. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga Banda Aceh antre menunggu giliran proses transaksi di layanan ATM BSI. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Layanan transaksi pada Bank Syariah Indonesia (BSI) sempat bermasalah sejak Senin (8/5). Diduga masalah tersebut disebabkan serangan siber.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, Hery Gunardi, mengeklaim layanan perbankan sudah normal sejak Kamis (11/5). Berikut kumparan merangkum fakta-fakta layanan BSI sempat eror.

Layanan BSI dan ATM Sudah Normal

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, Hery Gunardi, mengeklaim layanan perbankan sudah normal sejak Kamis (11/5).
“Alhamdulillah pada hari ini, Kamis 11 Mei 2023, seluruh layanan cabang dan mobile banking sudah kembali normal. Dicoba aja, sudah up layanan dapat digunakan nasabah untuk transaksi seperti biasanya,” ungkapnya, dalam konpers, Kamis (11/5).
Hery mengungkapkan, layanan di ATM dan kantor cabang mulai pulih bertahap pada Selasa malam (9/5). Di mana, layanan BSI Mobile untuk fitur-fitur basic juga sudah dapat diakses oleh nasabah.
ADVERTISEMENT
Sementara pada Rabu (10/5), sejumlah nasabah kembali mengeluhkan kesulitan mengakses layanan transaksi BSI. Kemudian pada Rabu (10/5) pukul 14.00 WIB, perseroan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi.

Dugaan Serangan Siber

Hery Gunardi mengatakan ada dugaan serangan siber ke dalam sistem teknologi informasi bank tersebut. Akibatnya, perlu dilakukan evaluasi dan switch off beberapa channel untuk memastikan channel aman.
"Terkait dugaan serangan cyber perlu pembuktian lebih lanjut dengan audit digital forensik. Sementara itu, BSI terus berkoordinasi dengan pihak terkait, baik dengan regulator, pemegang saham, stakeholder lain, dan lembaga pemerintah," kata Hery.
Hery memastikan BSI berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber perbankan, serta memastikan untuk selalu waspada dan berhati-hati atas segala modus penipuan.
ADVERTISEMENT

Kutip Data Google: Ada 10 Ribu Serangan Siber Tiap Hari

Pada Rabu (10/5) pukul 14.00 WIB, perseroan tengah melakukan monitoring dan proses normalisasi transaksi.
Dalam proses normalisasi layanan, Tim IT BSI bekerja sama dengan Tim IT Bank Mandiri dan berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator maupun lembaga pemerintah.
Hery mengatakan, dari data Google, serangan siber terjadi hingga 10 ribu serangan tiap hari.
“Ini cerita sedikit kalau refer di Google sebenarnya serangan melalui internet menurut catatan 90 hari terakhir itu macam-macam institusi sekitar 807 ribu. Dengan rata-rata 9-10 ribu serangan per hari,” kata Hery.
Seiring pesatnya teknologi dan kebutuhan keuangan nasabah, Hery menyebut BSI menyadari risiko keamanan siber ini sehingga perlu meningkatkan keamanan siber.
ADVERTISEMENT

Pengusaha SPBU di Aceh Tak Bisa Transfer Pembelian BBM

Layanan transaksi pada Bank Syariah Indonesia (BSI) yang bermasalah berimbas pada kegiatan perbankan masyarakat, terutama di Provinsi Aceh.
Pasalnya, sesuai aturan Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018, perbankan yang diperbolehkan beroperasi di Aceh hanyalah bank syariah.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh, Nahrawi Noerdin mengaku kecewa akibat erornya layanan BSI tersebut, lantaran pihaknya tidak bisa melakukan penebusan pembelian BBM dan LPG ke Pertamina melalui BSI.
"Kalau BSI error sistemnya seperti ini, bisa kosong bahan bakar minyak di seluruh SPBU di Aceh, karena kita tidak bisa menarik dan mentransfer uang penebusan BBM di Pertamina melalui BSI," ujarnya.
Menurut Nahrawi, sebelum BSI terbentuk transaksi penebusan minyak oleh pemilik SPBU bisa dilakukan di sejumlah bank karena memiliki sistem host to host.
ADVERTISEMENT
"Namun, sekarang sistemnya hanya ada di satu bank yaitu BSI, maka saat BSI error seperti ini otomatis semua terhambat," sebutnya.
Warga Banda Aceh antre menunggu giliran proses transaksi di layanan ATM BSI. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan

BSI Pastikan Mobile Banking dan ATM di Aceh Sudah Normal

Pada Rabu (10/5), Regional CEO BSI I Aceh, Wisnu Sunandar, memastikan permasalahan antara pemilik SPBU dan Pertamina saat ini sudah tertangani dengan baik.
“Untuk pembayaran penebusan BBM di Aceh sudah tertangani, yakni BSI menjamin transaksi tersebut dapat dibayarkan ke Pertamina. Para pengusaha SPBU juga sudah terinfo dengan baik terkait proses ini,” kata Wisnu.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi juga memastikan layanan BSI di Aceh sudah normal kembali.
"Aceh itu seperti itu hari ini semua channel kita aktif dan kembali normal. Nasabah bisa datang ke cabang untuk transaksi, ambil uang tunai ke ATM, dan jika transaksi mulai mobile banking juga bisa dilakukan,” kata Hery dalam konferensi pers di Wisma Mandiri I, Kamis (11/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Hery, layanan yang genting dibutuhkan masyarakat adalah ATM karena pola masyarakat di sana senang mengambil uang tunai. Saat awal merger tahun 2021, sekitar 700 ATM di Aceh diganti karena BSI ingin melayani nasabah Aceh yang lebih senang transaksi ATM dibandingkan mobile banking.
“Mohon doanya semoga apa yang sudah kita lakukan ini bisa berlangsung dengan baik dan masyarakat bisa menggunakan transaksi,” imbuh Hery.