Fakta-fakta soal Drone Elang Hitam Buatan PTDI yang Disebut Jokowi

8 Februari 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE)  di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo ingin Indonesia segera memproduksi drone atau pesawat tanpa awak secara massal. Elang Hitam adalah salah satu drone yang diproyeksikan untuk diproduksi secara masif buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil rapat terbatas yang digelar Kamis (6/2), kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Jokowi ingin produksi massal drone dilakukan mulai tahun 2022. Itu berarti dua tahun lebih cepat dari target sebelumnya, yakni produksi massal pada tahun 2024.
"Pertama drone untuk keperluan militer. Kita sudah namakan Elang Hitam. Rencananya drone yang untuk keperluan kombatan atau militer ini dimulai produksi masal pada 2024. Tapi melihat kebutuhan di dalam negeri, dan kesiapan baik desain maupun manufakturnya, presiden arahkan agar bisa dipercepat jadi 2022," kata Bambang.
Pengunjung melihat pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di hanggar PT DI (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Bambang menjelaskan bahwa pemerintah baru membuat 5 contoh drone. Nantinya, pengembangannya akan dimulai pada tahun 2022.
Adapun, drone ini didesain sejumlah lembaga seperti BPPT, Lapan dan Balitbang Kemenhan. Nantinya, produksi drone Elang Hitam akan dilakukan 2 BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT LEN.
ADVERTISEMENT

Drone PTDI untuk Jaga Perbatasan Negara

Sebelumnya, keinginan Jokowi untuk mempercepat produksi massal ini seiring dengan sikap yang ditunjukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Jokowi bilang drone diproduksi massal agar bisa menjaga keamanan dalam negeri, terutama di daerah perbatasan Indonesia. Salah satu daerah perbatasan yang kerap memanas berada di Natuna, Kepulauan Riau, antara Indonesia dan China..

Kolaborasi BUMN dan Swasta

Untuk mewujudkan produksi drone massal dan alat tempur lainnya, kata dia, perlu dilakukan berbagai usaha. Salah satunya berkaitan dengan dukungan pendanaan riset yang memadai. Artinya, dengan pendanaan yang maksimal produk unggulan tersebut bisa sempurna.
Petugas memeriksa Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di PT DI (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Dia menyebut pendanaan bukan hanya dari pemerintah namun juga bisa melibatkan pihak swasta hingga BUMN.
ADVERTISEMENT
"Pertama pengembangan teknologi produk unggulan perlu mendapatkan dukungan pendanaan riset yang memadai sehingga tidak setengah-setengah. Jadi ini membutuhkan bukan hanya konsolidasi anggaran riset yang bersumber dari APBN tapi juga butuh dorongan pendanaan riset dari BUMN maupun sektor swasta," tambahnya.
Jokowi juga kemudian menekankan konsep rancangan yang disusun untuk membuat produk-produk unggulan seperti drone dan kapal itu. Artinya, konsep yang digagas bisa terhubung dengan kegiatan industri di Indonesia. Sehingga, bisa difungsikan secara menyeluruh.