Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Fokus Pertumbuhan Jangka Panjang, Unilever Hasilkan Laba Rp 3,4 Triliun di 2024
13 Februari 2025 11:20 WIB
·
waktu baca 4 menitPT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dalam rilis laporan keuangan melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 35,1 triliun dan laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun sepanjang 2024. Penjualan domestik terkoreksi sebesar 8,7 persen karena pertumbuhan Harga Dasar (Underlying Price Growth) yang negatif yakni -3,6 persen dan Pertumbuhan Volume Dasar (Underlying Volume Growth) yakni -5,2 persen.
Sementara, marjin laba kotor sebesar 47,6 persen terkoreksi sebesar 213 bps dari tahun sebelumnya sebagai dampak dari biaya transformasi dan pengurangan stok pelanggan. Kemudian, laba bersih terkoreksi sebesar 29,8 persen dikarenakan penurunan penjualan dan kenaikan investasi yang diperlukan dalam transformasi.
Meskipun terkoreksi, perusahaan tetap menunjukkan komitmennya untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Unilever Indonesia menyadari adanya tantangan saat ini, seperti penurunan penjualan domestik dan kenaikan investasi dalam proses transformasi berdampak pada kinerja jangka pendek.
Di bawah kepemimpinan Presiden Direkturnya, Benjie Yap, fokus utama perseroan saat ini yakni transformasi bisnis dan organisasi yang tegas dan berani untuk memperkuat posisi di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Benjie Yap mengatakan, sepanjang 2024, Unilever Indonesia mengambil tindakan yang tegas dan berani untuk menangani masalah-masalah utama dengan semaksimal mungkin.
“Meskipun berbagai upaya tersebut berdampak pada kinerja jangka pendek, namun langkah-langkah ini berhasil memperkuat fundamental bisnis kami. Berbagai tindakan untuk me-reset (menata ulang) bisnis yang kami lakukan akan meringankan biaya dan mendorong pertumbuhan. Kami mulai melihat progres dan kami percaya upaya-upaya ini akan membangun landasan yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujar Benjie.
Benjie mengatakan, prioritas Unilever Indonesia saat ini meliputi penajaman fokus pada area-area dengan potensi tinggi, menyelaraskan organisasi sambil membangun talenta yang kuat dan mumpuni di bidangnya. Selain itu, perseroan juga mempertajam keunggulan merek serta terus meningkatkan efisiensi dan pelaksanaan operasional.
“Dengan memastikan implementasi strategi yang efektif dan memberikan hasil yang terukur, kami memposisikan bisnis kami untuk kesuksesan jangka panjang. Dengan perencanaan yang matang dan upaya yang terarah, kami yakin bahwa perseroan dapat menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih kuat,” ujar Benjie.
Baru-baru ini, perseroan juga telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk mendivestasikan bisnis es krim. Langkah-langkah strategis ini merupakan komitmen Perseroan untuk memperkuat posisi di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
Proyeksi Perdagangan Distributif yang Sehat
Untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, perseroan saat ini telah memperkuat saluran distribusi sebagai bagian dari transformasi . Hingga saat ini, transformasi tersebut telah berhasil mengurangi stok di distributor sekitar 50 persen dibandingkan dengan level tahun 2021 serta berdampak baik pada peningkatan pertumbuhan serta keuntungan.
Perseroan juga berhasil mencapai zero overdue (nol keterlambatan) dari mitra DT (Distributive Trade) dan menerapkan struktur harga yang konsisten dan transparan di penjuru market.
Di bagian margin laba, perseroan juga mencatat marjin laba kotor yang sehat sebesar 47,6 persen didukung oleh program reset biaya yang kuat di aspek operasional. Hal ini mencakup transformasi besar yang dilakukan di pabrik dan juga inisiatif produktivitas untuk yang berbasis non-pabrik.
“Mempertahankan margin menjadi sangat penting untuk memposisikan bisnis demi profitabilitas dan keberlanjutan jangka panjang, memastikan kesuksesan yang berkesinambungan di pasar FMCG yang semakin kompetitif,” ujar Benjie.
Karenanya, Benjie menegaskan perseroan tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan dibandingkan dengan kinerja jangka pendek. Untuk itu, Unilever Indonesia akan terus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi berbagai masalah operasional.
Khususnya untuk melanjutkan kemajuan yang telah dicapai pada 2024, Perseroan akan melanjutkan transformasi Go-To-Market di 2025 termasuk memperluas jangkauan distribusi langsung dan tidak langsung, serta memastikan eksekusi yang mulus di pasar.
Termasuk peningkatan marjin laba kotor melalui efisiensi operasional dan peningkatan volume serta membangun brand dan portofolio yang lebih kuat. Serta terus berinvestasi di balik brand untuk memastikan seluruh brand tetap kompetitif dan relevan.
“Karena upaya-upaya tersebut akan memberikan fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang, Perseroan mengantisipasi akan melihat manfaat dari tindakan reset tersebut pada paruh kedua tahun 2025,” ujar Benjie.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio
Live Update