Foxconn Investasi Buat Komponen Kendaraan Listrik di Vietnam, RI Tersalip Lagi?

2 Juli 2023 11:46 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita membawa payung berjalan melewati logo Foxconn di luar gedung perusahaan di Taipei, Taiwan Senin (31/10/2022). Foto: Carlos Garcia Rawlins
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita membawa payung berjalan melewati logo Foxconn di luar gedung perusahaan di Taipei, Taiwan Senin (31/10/2022). Foto: Carlos Garcia Rawlins
ADVERTISEMENT
Perusahaan elektronik asal Taiwan, Foxconn Technologyy Group atau Foxconn, akan mengucurkan investasi sekitar USD 250 juta atau sekitar Rp 3,76 triliun untuk dua proyek baru di Vietnam, termasuk produksi kendaraan listrik (EV). Investasi ini akan menjadi kontrak perakit elektronik terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Minggu (2/7), langkah tersebut menegaskan rencana global Foxconn untuk menjadi pemain dalam industri EV. Selama ini, Foxconn dikenal sebagai perakit produk elektronik untuk Apple (AAPL.O) dan produsen elektronik lainnya.
Melalui anak usahanya Foxconn Singapore, Foxconn akan menginvestasikan sekitar USD 250 juta atau sekitar Rp 3,76 triliun (kurs Rp 15.065 per dolar AS) di kawasan industri Vietnam Utara.
"Berfokus pada produksi komponen kendaraan listrik, pengontrol, dan produk lain untuk memenuhi kebutuhan pengembangan di masa depan," tulis Foxconn.
Proyek-proyek baru tersebut akan meningkatkan total investasi Foxconn di pusat manufaktur Asia Tenggara menjadi sekitar USD 3 miliar dalam hampir dua dekade sejak membangun pabrik pertamanya di sana.
Pemerintah Vietnam mengkonfirmasi bahwa mereka telah mengesahkan investasi baru Foxconn. Sekitar USD 200 juta dari dana yang dikucurkan akan digunakan untuk membangun pabrik untuk memproduksi pengisi daya dan komponen EV.
ADVERTISEMENT
Pembangunan pabrik ini dijadwalkan mulai berproduksi pada Januari 2025 dengan tenaga kerja 1.200 orang. Sementara sisanya sebesar USD 46 juta akan digunakan untuk pabrik yang memproduksi komponen elektronik dan telekomunikasi yang dijadwalkan mulai produksi pada Oktober 2024.
"Dengan akar yang sudah ada lebih dari 15 tahun, pangkalan Foxconn di Vietnam adalah salah satu lokasi utama dalam jejak global kami," kata Foxconn dalam pernyataannya kepada Reuters.
Pemerintah daerah Provinsi pada bulan lalu juga menyebut Foxconn berencana untuk mendirikan pabrik baru di provinsi tengah Vietnam Nghe An dengan investasi awal sebesar USD 100 juta.
Sementara itu, realisasi Foxconn untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia juga belum mendapat kepastian. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat menjanjikan Foxconn bakal groundbreaking pabrik kendaraan listrik di Indonesia pada kuartal IV 2022. Namun, hingga saat ini belum ada titik terang.
ADVERTISEMENT
"Nanti kita umumkan kalau mau groundbreaking saya akan umumkan," kata Bahlil kepada awak media di Hotel Fairmont, Rabu (1/2).
Ketika ditanya kapan tanggal pastinya, Bahlil menyebut kuartal I 2023, artinya antara bulan Januari hingga Maret. "Awal tahun dari bulan satu sampai berapa? Saya bilang kuartal pertama mudah-mudahan nggak ada masalah," terang dia.
Sebelumnya, CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan perusahaan mobil listrik tersebut siap menanamkan modal di India. Bahkan, dia optimistis Tesla akan masuk India secepat mungkin.
"Saya yakin Tesla akan masuk ke India dan akan melakukan investasi secepat mungkin," kata Musk ketika ditanyai wartawan soal rencana investasi Tesla di India.
Namun demikian, Menko bidang Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyangkal Tesla bakal bangun pabrik di India. Dirinya menyebut, perusahaan Elon Musk itu hanya buka showroom Tesla di India.
ADVERTISEMENT
"Enggak, enggak nggak ada. Mereka itu adalah apa buka showroom," kata Luhut saat ditemui di Stasiun KCIC Halim, Jakarta Timur, Kamis (22/6).
Posisi Indonesia sendiri soal investasi Tesla, disebut Luhut sudah ada komitmennya tapi masih dalam proses negosiasi. Meski begitu, hingga kini belum ada titik terang mengenai detail investasi perusahaan raksasa tersebut. Luhut hanya menegaskan, Elon Musk belum berencana mundur dari rencana tersebut.