Freeport Akhirnya Kantongi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

3 Juli 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO baru PT Freeport Kathleen Quirk. Foto: Youtube/ASEAN BAC INDONESIA 2023
zoom-in-whitePerbesar
CEO baru PT Freeport Kathleen Quirk. Foto: Youtube/ASEAN BAC INDONESIA 2023
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda hingga Desember 2024 dari pemerintah Indonesia. Hal itu diungkapkan Manajemen Freeport-McMoran (FCX) dalam keterangan resmi, Rabu (3/7). Perpanjangan izin ekspor diperoleh usai perusahaan mengoperasikan smelter baru Freeport di Manyar, Gresik, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
CEO FCX Kathleen L. Quirk mengaku bersyukur smelter baru Freeport diresmikan dan menjadi tonggak penting bagi bisnis peleburan mereka. Diakuinya, smelter ini merupakan proyek besar dan kompleks.
"Penyelesaian proyek ini memposisikan PTFI sebagai produsen tembaga yang terintegrasi sepenuhnya di Indonesia," katanya.
FCX memperkirakan pabrik peleburan tersebut akan mulai memproduksi katoda tembaga dalam beberapa bulan mendatang dan terus menargetkan peningkatan hingga akhir 2024.
"PTFI akan terus membayar bea ekspor atas konsentrat tembaga selama periode peningkatan kapasitas pabrik peleburan sesuai dengan peraturan Indonesia," lanjutnya.
Lokasi tambang Freeport Foto: Reuters
Izin ekspor konsentrat tembaga Freeport sebelumnya habis Mei 2024, setelah itu, ekspor perusahaan tertunda sebulan. Akibat dari keterlambatan tersebut, FCX memperkirakan sebagian dari produksi kuartal kedua tahun 2024 akan dikirimkan pada periode mendatang. FCX saat ini memperkirakan penjualan konsolidasinya untuk kuartal kedua tahun 2024 akan berada sekitar 5 persen di bawah panduan April 2024 sebesar 975 juta pon tembaga dan sekitar 30 persen di bawah panduan April 2024 sebesar 500 ribu ons emas.
ADVERTISEMENT
Freeport memprediksi penjualan emas hingga akhir 2024 mendekati 1,8 juta ons, lebih rendah dari target karena ada masalah waktu produksi. Salah satunya kondisi basah di Blok Cave, Grasberg.