Fundamental Bisnis Kuat, BSI Optimis Tumbuh Positif pada 2024

17 November 2023 20:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran BSI di acara BSI Sharia Economic Outlook 2024 di Kantor Pusat BSI Gedung The Tower, Jakarta, Jumat (17/11). Foto: dok. BSI
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran BSI di acara BSI Sharia Economic Outlook 2024 di Kantor Pusat BSI Gedung The Tower, Jakarta, Jumat (17/11). Foto: dok. BSI
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) optimis dapat menorehkan kinerja positif pada 2024 kendati kondisi ekonomi global masih menantang. Optimisme tersebut tak terlepas dari kuatnya fundamental bisnis perseroan serta ekonomi nasional yang dinilai masih baik.
Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh. Adib, mengatakan kekuatan fundamental pertama BSI adalah jumlah nasabah. Saat ini, BSI adalah bank dengan jumlah nasabah terbesar kelima di Indonesia yaitu sebanyak 19,22 juta atau tumbuh 10,9 persen secara year-on-year (yoy) hingga kuartal III tahun 2023.
Kedua, BSI kuat dalam pembiayaan konsumen. Segmen konsumen mendominasi pembiayaan yang dilakukan BSI dengan nominal Rp 117,92 triliun. Secara keseluruhan, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 232 triliun hingga September 2023, atau bertumbuh 15,94 persen yoy.
Ketiga, BSI pun sangat memperhatikan segmen UMKM. Hingga September 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 53,6 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 43,4 triliun diserap segmen UMKM.
“Untuk mendukung perputaran roda ekonomi di sektor riil, BSI terus mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Harapannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Dilihat dari Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), sebesar 34,75 persen dari total pembiayaan BSI merupakan pembiayaan inklusif. Selain itu, BSI membangun jaringan UMKM Center di Aceh, Yogyakarta dan Surabaya dengan total 2.526 nasabah binaan,” kata Adib saat acara BSI Sharia Economic Outlook 2024 di Kantor Pusat BSI Gedung The Tower, Jakarta, Jumat (17/11).
Adib melanjutkan, faktor lainnya yang menopang optimisme perseroan adalah strategi transformasi digital dalam rangka memperkuat layanan perbankan syariah di era digital.
Adib mencontohkan, BSI Mobile saat ini sudah menjadi pilihan mayoritas para nasabah untuk bertransaksi. Sebanyak 97 persen nasabah menggunakan BSI Mobile untuk transaksi harian mereka. Hanya sekitar 3 persen nasabah yang masih datang ke cabang untuk bertransaksi.
“Per September 2023, transaksi di BSI Mobile mencapai 438 juta transaksi. Naik dari angka 343,78 juta transaksi pada periode yang sama di tahun 2022,” tutur Adib.

Faktor Makro

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menjelaskan bahwa di tingkat global ekonomi dinilai masih akan melambat. Salah satu faktornya yakni kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral negara-negara maju, seperti Amerika Serikat.
Meskipun inflasi global semakin terkendali, masih ada risiko kenaikan harga komoditas yang didorong oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina. Selain itu, terdapat risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh awal 2024.
Hal-hal tersebut membuat pelonggaran suku bunga acuan diprediksi akan dilakukan pada semester kedua 2024. Di saat yang sama, terdapat risiko dari meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global akibat dinamika politik pemilihan presiden AS.
Kendati demikian, menurutnya, perekonomian nasional diprediksi masih akan melanjutkan pertumbuhan positif di kisaran 5-6 persen seperti yang terjadi selama 2023.
“Di tengah ketidakpastian global, tahun depan BSI optimistis perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif di atas 5 persen. Tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tumbuh kuat,” kata Banjaran.
Menurutnya, tingkat konsumsi 2024 diprediksi masih bertahan tinggi dengan kondisi suplai dari manufaktur yang konsisten berada di zona ekspansif (PMI Manufacture >50). Hal ini menandakan keyakinan konsumen yang terjaga. Salah satu pendorongnya adalah aktivitas pemilu yang memutar roda perekonomian karena meningkatkan belanja domestik.
Seluruh lapangan usaha diprediksi tumbuh positif pada 2024 yang didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga.
BSI pun optimistis perbankan nasional dapat mencapai pertumbuhan DPK 7,65 persen yoy dan pembiayaan sebesar 8,39 persen yoy hingga akhir tahun ini. Untuk 2024, perbankan nasional diprediksi akan tumbuh sebesar 8-10 persen yoy untuk DPK dan 9-11 persen yoy untuk pembiayaan.
Adapun kinerja perbankan syariah diproyeksikan masih berada di atas perbankan nasional. Oleh karena itu, Banjaran mengatakan industri perbankan syariah masih berpeluang tumbuh progresif di tengah tantangan ketatnya likuiditas.
“Tahun depan BSI optimis perekonomian tetap tumbuh positif di atas 5 persen. Karenanya perlu peningkatan peran perbankan syariah dalam proyek strategis nasional, seperti hilirisasi dan pendalaman pasar keuangan,” tutupnya.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio