Giliran Produsen Otomotif Boikot Iklan di Facebook: Ford, Honda, dan VW

1 Juli 2020 14:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung-patung berdiri di depan logo jejaring sosial Facebook. Foto: JOEL SAGET / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Patung-patung berdiri di depan logo jejaring sosial Facebook. Foto: JOEL SAGET / AFP
ADVERTISEMENT
Aksi boikot iklan Facebook terus berlanjut, kini giliran produsen otomotif yang melakukan langkah itu. Sebelumnya sejumlah merek consumer product global terkemuka, seperti Unilever, Coca-Cola, Levi’s, dan P&G, sudah lebih dulu melakukan boikot.
ADVERTISEMENT
Langkah itu dipicu oleh sikap Facebook yang dianggap membiarkan menyebarnya konten berisi kebencian dan rasisme, yang marak khususnya menjelang Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) tahun ini. Para pengiklan kelas kakap itu pun mengampanyekan ‘Stop Hate for Profit’ sebagai aksi menentang kebijakan Facebook.
Dikutip dari The Guardian, Ford mengumumkan niat mereka untuk menghentikan semua iklan di platform media sosial khususnya Facebook. Dengan rencana ini, Ford mengikuti langkah Honda yang sudah lebih dulu memboikot iklan di Facebook.
Seorang juru bicara Ford mengatakan, "Kami menghentikan sementara semua iklan media sosial AS dan Eropa selama 30 hari ke depan untuk mengevaluasi kembali keberadaan kami di platform ini. Keberadaan konten yang berisi kebencian, kekerasan dan ketidakadilan rasial di platform sosial perlu diberantas."
Pameran otomotif Geneva Motor Show Foto: dok. Carscoops
Sementara juru bicara Honda Eropa menambahkan bahwa keputusan itu, "Sejalan dengan nilai-nilai perusahaan kami, yang didasarkan pada rasa hormat manusia".
ADVERTISEMENT
Menyusul langkah Ford Eropa dan Honda Eropa, VW mengatakan mereka juga bergabung dalam aksi boikot.
Akibat aksi boikot iklan Facebook oleh para pengiklan besar yang terus meluas, saham Facebook di Wall Street sempat tergerus hingga 8 persen. Hal ini membuat pendiri dan juga CEO Facebook, Mark Zuckerberg, kehilangan harta senilai USD 7,21 miliar atau setara dengan Rp 102,6 triliun.