Goldman Sachs: Kebanyakan Uang Digital Nilainya Akan Jadi Nol

8 Februari 2018 9:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cryptocurrency Art Gallery (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Cryptocurrency Art Gallery (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank investasi terkemuka dunia asal Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs merilis laporan yang berpotensi memukul jatuh nilai berbagai mata uang digital (cryptocurrency). Laporan itu menyebut, sebagian besar uang digital akan bangkrut, dan nilainya jatuh ke titik nol.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari CNBC, Goldman Sachs (GS) membandingkan pasar cryptocurrency saat ini seperti "gelembung internet" yang terjadi pada akhir dekade 1990. Pada masa itu, perusahaan-perusahaan masuk fase awal popularitas internet.
Banyak korporasi masuk dot com atau menyematkan embel-embel “e-” (electronic) pada merk bisnisnya, untuk menaikkan ekuitas. Fenomena ini mendorong indeks teknologi Nasdaq mencatat rekor 5.132 poin pada 10 Maret 2000. Namun kemudian banyak bisnis di fase “gelembung internet” ini bangkrut.
Identik dengan itu, Kepala Riset Investasi Global GS, Steve Strongin mengatakan, uang-uang digital tak mungkin lagi menyentuh nilai puncaknya. Ini karena menurut Strongin, cryptocurrency tidak memiliki nilai intrinsik. Sehingga, tak mungkin ada mata uang digital yang bisa bertahan lama.
Goldman Sachs (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Goldman Sachs (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
"Orang-orang tampaknya memperdagangkan aneka uang kripto, seolah-olah mereka semua akan bertahan. Bertentangan dengan apa yang diharapkan di pasar rasional, mata uang baru itu ternyata tidak memengaruhi nilai mata uang lama. Semua sepertinya bergerak sebagai satu kelas aset tunggal," kata Strongin.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, karena tak ada nilai intrinsik, mata uang yang tidak bertahan kemungkinan besar akan diperdagangkan ke posisi harga nol. Laporan riset Goldman muncul, setelah berbagai uang digital dilanda aksi jual yang deras dalam beberapa hari terakhir.
Nilai Bitcoin, uang kripto yang paling populer bahkan sempat anjlok hingga di bawah USD 6.000 (70% dari posisi tertingginya pada Desember 2017) pada perdagangan Selasa (6/2).
Posisi itu menggerus dana hingga USD 550 miliar atau dengan nilai saat ini setara Rp 7.484 triliun dari pasar uang virtual. Penurunan juga diikuti berbagai uang digital lainnya seperti Ethereum dan Ripple.
Ilustrasi Bitcoin dan Ethereum (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin dan Ethereum (Foto: Flickr)
"Jadi, apakah semua kripto yang ada sekarang ini akan menjadi Amazon atau Google, atau akankah mereka berakhir seperti banyak mesin pencari yang sekarang sudah hilang? Kalaupun masih ada orang yang meriah untung (dari uang kripto) itu karena kita masih berada di gelembung spekulatif,” katanya.
ADVERTISEMENT
Goldman yang berkantor pusat di New York, merupakan salah satu perusahaan perbankan tertua, berdiri pada 1869. Bank investasi ini menawarkan berbagai produk dan layanan, baik untuk institusi maupun ritel.
Riset para ekonom dan analisnya menjadisalah satu acuan utama para pelaku pasar. Namun bank ini juga dituding menjadi salah satu pemicu krisis keuangan global pada 2008, yang bermula dari sekuritisasi subprime mortgages.