Harga BBM Naik, Sektor Tambang Ikut Kena Imbas

7 September 2022 11:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencatatan Perdana Saham PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) di Ritz Carlton, Rabu (7/9/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan Perdana Saham PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) di Ritz Carlton, Rabu (7/9/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Meski sektor tambang batu bara tengah menikmati cuan dari melejitnya harga komoditas, ternyata kenaikan harga BBM tetap berdampak pada biaya produksi dan ongkos perusahaan. Hal tersebut dialami oleh PT Black Diamond Resources Tbk (COAL).
ADVERTISEMENT
Dony menyebut di sektor tambang, BBM yang paling dirasakan dampak kenaikannya adalah solar sebab mesin-mesin produksi hingga pengangkut batu bara menggunakan diesel.
"Otomatis, untuk biaya produksi impact-nya ada kenaikan karena harga solar dan minyak dunia," ujar Presiden Direktur Donny Janson dalam acara Pencatatan Perdana Saham COAL di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/9).
Berdasarkan pengumuman Presiden Jokowi per Sabtu (3/9), harga BBM yang naik mulai dari BBM Pertalite jadi Rp 10.000, Pertamax Rp 14.500, dan Solar subsidi Rp 6.800 per liter.
Tak hanya tambang, ada banyak sektor yang ikut merasakan dampak kenaikan BBM. Mulai dari harga sembako, tarif ojek, petani sawit, yang berakibat menambah beban orang miskin.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi tambang batu bara Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) khawatir kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM berdampak besar ke banyak sektor, khususnya pedagang pasar. Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI, Ahmad Choirul Furqon, menyebut naiknya harga BBM akan berimbas juga ke melonjaknya harga sembako.
"Kenaikan harga BBM ini akan berdampak sangat besar terhadap kenaikan harga sembako. Mungkin hari ini masih belum terlalu terlihat, karena masih penyesuaian harga, namun kenaikan harga sembako itu pasti," kata Furqon melalui keterangan tertulis, Selasa (6/9).
Sebelumnya, Kepala Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu menjelaskan dari perhitungan Kemenkeu menunjukkan ada beban Rp 50 triliun yang harus ditangggung masyarakat pada kategori desil 5 sampai 9, hingga yang terkaya. Sementara beban bagi masyarakat miskin sebesar Rp 8 triliun.
ADVERTISEMENT
"Sementara yang termiskin 40 persen akan menanggung sekitar Rp 8 triliun rupiah," kata Febrio pada forum FMB9ID IKP, Selasa (6/9).
Dia merinci, untuk yang 10 persen termiskin itu akan menanggung Rp 1,6 triliun. Lalu untuk kategori desil kedua menanggung Rp 1,7 triliun, desil ketiga menanggung Rp 2, triliun, dan desil keempat menanggung Rp 2,7 triliun. "Ini lah tadi totalnya Rp 8 triliun," sambungnya.
Dengan perhitungan 40 persen masyarakat termiskin menanggung beban Rp 8 triliun tersebut, Febrio mengatakan pemerintah menyediakan bantalan sosial dengan nilai yang lebih dari Rp 8 triliun.