Harga Beras dan Gabah Naik Jadi Berkah Petani

1 Maret 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah di Gedung BPS, Rabu (15/3/2023).
 Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah di Gedung BPS, Rabu (15/3/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada lonjakan harga beras di Februari 2024. Harga beras di tingkat penggilingan naik 6,76 persen secara bulanan, dan naik 24,65 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
Harga beras juga naik di tingkat grosir. Kenaikannya di Februari 2024 ini sebesar 5,96 persen secara bulanan, dan 20,08 persen secara tahunan. Sedangkan di tingkat eceran, harga beras naik 5,28 persen secara bulanan dan 19,28 persen secara tahunan.
Sebagai pembanding, harga beras di tingkat eceran pada Februari 2022 masih di bawah Rp 12.000, kemudian di Februari 2023 naik menjadi Rp 12.707, dan pada Februari 2024 ini sudah tembus Rp 15.157.
Kenaikan harga beras ini sejalan dengan kenaikan harga gabah. Harga gabah kering panen (GKP) pada Februari 2024 naik 4,86 persen secara bulanan, dan naik 27,14 persen secara tahunan. Sementara gabah kering giling (GKG) di Februari naik 6,13 persen secara bulanan, dan naik 33,48 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
Lonjakan harga gabah dan beras ini membawa berkah bagi petani Indonesia, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) per Februari 2024.
"NTP Februari 2024 tercatat sebesar 120,97, atau naik 2,28 persen dibanding Januari 2024," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah dalam konpers di kantor BPS, Jumat (1/3).
Target serapan gabah beras Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Kenaikan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 2,89 persen lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani atau (Ib) yang mengalami kenaikan 0,59 persen.
"Empat komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It nasional adalah gabah, jagung, kelapa sawit, dan karet," kata dia.
BPS mencatat peningkatan NTP tertinggi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 5,57 persen. Kenaikan itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 4,18 persen, lebih besar daripada kenaikan harga yang dibayarkan petani yang naik 0,59 persen.
ADVERTISEMENT
"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan It subsektor tanaman pangan adalah gabah, jagung, dan ketela pohon," tutur Habibullah.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan melambungnya beras di Indonesia saat ini menjadi berkah bagi para petani Indonesia. Meski begitu bukan berarti pemerintah tutup mata dengan dampak melambungnya harga beras yang dirasakan pahit oleh konsumen. Maka dari itu tugas pemerintah adalah menjadi titik tengah di antara keduanya itu.
"Petani hari ini HET-nya cukup bagus. Ini ayam kayak telur, petani senang tapi harga pasaran naik. Harga pasaran turun petani terinjak. Ini equlibriumnya aja yang kita mainkan supaya semua bisa dapat kesempatan lebih sejahtera," kata Erick di Ramayana Klender Jakarta Timur, Senin (12/2).
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga mengatakan saat ini petani menikmati harga gabah yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau angle positifnya, petani hari ini sangat happy. Kalau ada statement petani sekarang menderita, enggak. Hari ini petani sedang bahagia bahagianya karena harga gabah, harga jagung tinggi," kata Arief.