Harga Beras November 2024 Deflasi 0,45 Persen, Terendah di Papua Pegunungan

2 Desember 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras mengalami deflasi sebesar 0,45 persen pada November 2024 dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen. Penurunan ini terjadi di 26 provinsi, dengan deflasi terdalam tercatat di Papua Pegunungan, yaitu sebesar 4,64 persen.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan penurunan harga beras dipicu oleh melimpahnya stok gabah di sejumlah wilayah produksi padi.
"Hampir di sebagian besar wilayah sentral produksi padi ini mengalami penurunan harga di bulan November," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (2/12).
Dia menambahkan, penurunan harga gabah kering giling paling signifikan terjadi di Bali dan Jambi. "Untuk Bali terjadi karena adanya peningkatan stok, karena memang terjadi panen di Tabanan. Sementara untuk Jambi ini terlihat banyaknya stok gabah di penggilingan," imbuhnya.
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO
Kondisi melimpahnya stok gabah juga mempengaruhi harga beras di tingkat penggilingan. Penurunan harga ini tidak hanya terjadi pada beras kualitas medium, tetapi juga pada beras kualitas premium.
ADVERTISEMENT
“Dengan turunnya harga gabah di tingkat petani dan banyaknya stok beras di penggilingan, ini tentunya yang memicu turunnya harga beras di penggilingan," kata Amalia.