Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Harga CPO dan Timah Menguat Imbas Penurunan Pasokan Global
13 Februari 2025 8:26 WIB
·
waktu baca 4 menit![Pekerja menata tandan buah kelapa sawit ke atas truk di Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (31/1/2024) Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hnh5r4y6z0kcvp7efxhx7kxh.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berikut rangkumannya dari berbagai sumber
Minyak Mentah
Harga minyak mentah turun lebih dari 2 persen pada Rabu, setelah Presiden AS Donald Trump mengambil langkah besar pertama menuju diplomasi atas perang di Ukraina yang telah dijanjikannya berakhir, perang yang telah mendorong harga minyak di tengah kekhawatiran tentang pasokan global.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 2,36 persen menjadi USD 75,18 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,66 persen menjadi USD 71,37 per barel.
Batu Bara
Sedangkan harga batu bara juga menurun pada penutupan perdagangan Rabu. Harga batu bara berdasarkan tradingeconomics turun 0,24 persen dan menetap di USD 104.50 per ton.
Harga batu bara Newcastle semakin jatuh di bawah USD 105 per ton, level terendah dalam lebih dari empat tahun, di tengah pasar yang semakin kelebihan pasokan. China mengumumkan bahwa produksinya akan meningkat 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton pada tahun 2025 setelah mencatat rekor pada tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Selain itu, produksi Indonesia naik ke rekor tertinggi 836 juta ton pada tahun 2024, 18 persen di atas targetnya, sementara meningkatnya investasi dalam sumber daya listrik alternatif, termasuk tenaga surya dan biofuel, membatasi prospek permintaan batu bara domestik.
CPO
Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menguat pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO naik 0,63 persen menjadi MYR 4.624 per ton.
Harga minyak sawit berjangka Malaysia melonjak, didukung data bulanan dari Dewan Minyak Sawit Malaysia, yang menunjukkan stok turun menjadi 1,58 juta metrik ton pada akhir Januari, level terendah sejak Mei 2023, sementara produksi anjlok 16,8 persen menjadi 1,24 juta ton.
Selain itu, rebound permintaan di pembeli utama India setelah impor minyak sawit negara itu mencapai level terendah dalam 14 tahun pada bulan Januari. Sementara itu, ketidakpastian pasar meningkat setelah Presiden AS Trump mengumumkan tarif baru. Di Eropa, impor minyak sawit untuk musim 2024/25, yang dimulai pada bulan Juli, anjlok 21 persen (yoy) hingga awal Februari, mencapai 1,73 juta ton.
ADVERTISEMENT
Nikel
Harga nikel terpantau mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga nikel berdasarkan tradingeconomics turun 0,58 persen menjadi USD 15.430 per ton.
Harga nikel sedikit rebound karena ekspektasi pembatasan produksi untuk sementara melunakkan pandangan pasar nikel yang semakin kelebihan pasokan. Laporan menunjukkan produsen utama Indonesia sedang mempertimbangkan kebijakan untuk mengurangi kuota penambangan nikel menjadi 150 juta ton tahun ini dari 270 juta ton pada tahun 2024, cukup untuk mengurangi pasokan global sebesar 35 persen.
Namun, pasar memperkirakan nikel akan tetap kelebihan pasokan. Hal ini disebabkan lonjakan proyek peleburan China di Indonesia setelah yang terakhir melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020. Menambah tekanan, teknologi baru yang digunakan oleh produsen baterai China mulai tidak menggunakan nikel, semakin merusak prospek logam tersebut.
ADVERTISEMENT
Timah
Sementara itu, harga timah terpantau mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu. Berdasarkan situs London Metal Exchange (LME), harga timah naik 1,33 persen menjadi USD 31.581 per ton.
Berdasarkan catatan tradingeconomics, harga timah berjangka berada di atas USD 31.000 per ton, tertinggi dalam tiga bulan, di tengah ancaman pasokan yang tidak pasti. Laporan dari Asosiasi Timah Internasional mengindikasikan bahwa izin ekspor dari Indonesia diperkirakan akan tertunda menyusul jeda birokrasi di Tahun Baru Imlek, memperpanjang tren serupa dari tahun sebelumnya.
Selain itu, laporan mengindikasikan bahwa tambang Man Maw di Myanmar belum dipulihkan di tengah konflik politik di produsen timah utama tersebut. Produksi yang lebih rendah dari Negara Bagian Wa Myanmar dalam beberapa tahun terakhir telah menekan ketersediaan bijih untuk peleburan China, yang terus melaporkan kondisi ketersediaan bahan baku yang ketat pada pergantian tahun. Sementara itu, prospek permintaan manufaktur China tetap beragam.
ADVERTISEMENT