Harga CPO Melambung, Asosiasi Sebut Kesejahteraan Petani Sawit Meningkat

1 Januari 2022 20:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit di Desa Raja Bejamu Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Rabu (19/2). Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petani membongkar muatan tandan buah segar (TBS) sawit di Desa Raja Bejamu Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Rabu (19/2). Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
ADVERTISEMENT
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyatakan kesejahteraan petani meningkat di sepanjang 2021. Hal ini ditopang kenaikan harga tandan buah segar (TBS) sawit yang dipengaruhi lonjakan harga CPO di pasar global.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, menyatakan peningkatkan kesejahteraan petani sawit tersebut terlihat dari berbagai parameter. Salah yakni peningkatan TBS di mana tertinggi di Provinsi Riau mencapai Rp 3.500 per kg.
"Pemerataan harga TBS di seluruh provinsi di Indonesia yang dimungkinkan karena adanya pengawalan oleh pengurus DPW Apkasindo di setiap rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan atau Dinas Kehutanan di masing-masing provinsi," kata Gulat melalui keterangan tertulis, Sabtu (1/1).
Dikatakannya, harga TBS di sepanjang tahun 2021 menunjukkan peningkatan 42,47 persen dibandingkan rata-rata harga TBS selama 2020. Hal itu sangat berdampak pada pendapatan petani dan kegiatan roda ekonomi di sentra sentra kelapa sawit.
Namun demikian, dia mengakui masih banyak pekerjaan rumah terkait proses penetapan harga, yang masih beragam dan timpang antar-provinsi. Selain itu pada semester II 2021, Gulat menyatakan, petani kelapa sawit dikejutkan oleh kenaikan harga pupuk yang mencapai 100 persen.
ADVERTISEMENT
Lahan perkebunan sawit di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
"Kami bertekad untuk mengawal peningkatan harga TBS tanpa disertai peningkatan harga elemen support lainnya," katanya.
Sementara itu Sekjen DPP Apkasindo Rino Afrino menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pendataan lahan petani kelapa sawit yang terklaim dalam kawasan hutan, pendampingan peremajaan sawit rakyat (PSR), serta mendorong 16 provinsi sawit untuk segera menerbitkan pergub tentang tata niaga TBS.
Terkait lahan petani, Rino menyatakan, pada 2021 asosiasi secara proaktif menggiatkan inventarisasi lahan petani kelapa sawit dengan total 42.775 Ha. Lahan itu tersebar di provinsi Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
"Secara umum, program kerja Apkasindo 2021 telah membawa petani kelapa sawit menjadi setara dalam kemitraan dan unggul dalam pergerakan hulu-hilir kelapa sawit nasional dan garda terdepan melawan kampanye anti sawit," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu menghadapi 2022, Rino menyatakan masih banyaknya tantangan yang lebih besar bagi petani kelapa sawit secara keseluruhan maupun asosiasi di antaranya masih rendahnya penyerapan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), tenggat waktu sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang semakin mendekat dari ketentuan Wajib ISPO 2025.