Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Harita Siap Produksi Nikel Sulfat, Bahan Baterai Mobil Listrik Pertama Buatan RI
10 April 2023 16:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Trimegah Bangun Persada bagian dari holding Harita Nickel Group, terus memperbesar kapasitas pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter . Melalui anak usahanya, Halmahera Persada Lygend (HPL), perusahaan bersiap memproduksi nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang merupakan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Nikel sulfat merupakan senyawa anorganik dengan rumus NiSO4 yang larut dan berwarna biru hijau. Ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi baterai kendaraan listrik atau NEV (New Energy Vehicles).
Sementara kobalt sulfat, senyawa anorganik dengan rumus CoSO4 yang larut dan berwarna merah. Kobalt sulfat banyak digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi NEV baterai ternary.
"Kalau berhasil commisioning, maka kami menjadi pabrik produksi nikel sulfat pertama di Indonesia dan terbesar di dunia," kata Direktur Trimegah Bangun Persada (TBP), Tonny H. Gultom, di area tambang Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Minggu (9/4).
Pada akhir pekan lalu, kumparan berkesempatan mengunjungi pabrik smelter dan proses penambangan nikel, serta pengelolaan lingkungan pascatambang di kawasan industri nikel pengolahan terintegrasi milik Harita Group di Pulau Obi, Maluku Utara.
Dalam kesempatan tersebut, perusahaan untuk pertama kalinya memperlihatkan secara langsung produk akhir nikel sulfat dan kobalt sulfat yang dihasilkan dari pabrik pengolahan.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan sejarah Indonesia mampu memproduksi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Dan ini baru pertama kali diperlihatkan ke publik," kata Tonny.
Produksi nikel sulfat tersebut diolah di pabrik hidrometalurgi dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL). Ini merupakan teknologi dalam pengolahan nikel kadar rendah atau limonit.
Pabrik hidrometalurgi tersebut dibangun oleh PT Halmahera Persada Lygend, yang mengolah nikel kadar rendah di bawah 1,5 persen yang selama ini hanya diperlakukan sebagai overburden.
Head of Technical Support PT Halmahera Persada Lygend, Rico W. Albert, mengatakan saat ini produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat masih dalam tahap uji coba, untuk memaksimalkan hasil produksinya. Namun dia memastikan lini produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat di bawah Proyek HPAL mulai berproduksi pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kami harapkan pada kuartal kedua tahun ini. Dengan adanya produk nikel sulfat dan kobalt sulfat, ini merupakan pionir produk hilirisasi nikel yang bisa dimanfaatkan untuk kendaraan listrik," ujarnya.
Menurut Rico, sebelumnya Harita Group juga merupakan pionir produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) pada Juni 2021. Produk ini juga merupakan komponen penting dalam kendaraan listrik. Saat ini produksinya mencapai 365 kilo ton per tahun.
Rico mengatakan, investasi yang dikucurkan perusahaan untuk pembangunan pabrik MHP dan nikel sulfat serta kobalt sulfat, totalnya mencapai USD 1,1 miliar.
Untuk nikel sulfat, ditargetkan produksinya mencapai 160 ribu metrik ton per tahun. Sementara produk kobalt sulfat ditargetkan sebanyak 30 ribu metrik ton per tahun.
"Untuk pasarnya saat ini masih China. Tapi kami tentu akan terbuka untuk buyer lain," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun pabrik dan penambangan nikel milik Harita Group berlokasi di Pulau Obi. Ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden No. 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016, tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pelaksana PSN Kawasan Industri adalah PT Trimegah Bangun Persada bersama perusahaan afiliasi yang telah beroperasi, yakni PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel dan PT Megah Surya Pertiwi, termasuk perusahaan partner PT Halmahera Persada Lygend.