Heboh Pestisida dalam Anggur Muscat di Thailand, Penjual Buah Was-was Kena Imbas

30 Oktober 2024 7:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggur Shine Muscat yang dijual di Pasar Badung dan di penjual buah pinggir jalan. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggur Shine Muscat yang dijual di Pasar Badung dan di penjual buah pinggir jalan. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Thailand mengumumkan anggur muscat di sana mengandung pestisida di atas ambang aman. Hal ini memicu kekhawatiran tak terkecuali untuk para pedagang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Pasar Badung, Denpasar, Bali, para penjual buah meminta pemerintah untuk mengambil tindakan dengan mengecek kadar pestisida pada anggur muscat impor yang sudah beredar di Indonesia. Kadek Budiyasa (35) yang merupakan pedagang di sana bilang kalau informasi yang belum teruji soal kadar pestisida di anggur muscat impor dapat membuat konsumen tidak mau membeli anggur tersebut dan membuat penjual buah merugi.
"Semoga pemerintah cek dan meluruskan informasi benar atau enggak, (apakah buah anggur Muscat) ini aman dikonsumsi. Kalau enggak jelas pasti pedagang rugi, jualan enggak laku," ungkap Budiyasa.
Budiyasa bilang, anggur muscat menjadi salah satu buah yang banyak dicari oleh konsumen. Hal ini karena anggur tersebut manis, tidak berbiji dan memiliki lebih banyak daging.
Ilustrasi Anggur Shine Muscat. Foto: Shutterstock
Biasanya, Ia bisa menjual 20 kilogram anggur muscat dalam sehari. Untuk harga, anggur ini dibanderol dengan harga Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengaku belum mengetahui informasi soal anggur muscat yang memiliki kadar pestisida di atas ambang batas.
"Saya baru dengar makanya pemerintah harus cepat umumkan biar kita enggak stok atau jual lagi ke depan. Kalau beli enggak laku, uangnya enggak mutar, kita rugi," lanjutnya.
Budiyasa bercerita kalau sehari-harinya Ia mendapat anggur muscat dari supplier buah impor di Denpasar. Menurut keterangannya, terdapat informasi pada label packaging kalau anggur muscat yang dijual diimpor dari Cina
"Kalau tulisan di-packing-nya impor dari China," ungkapnya.
Kisah serupa juga diungkap Yatno (36) yang merupakan penjual buah di Jalan Tukad Yeh Aya, Kota Denpasar, Bali. Sama seperti Budiyasa, Ia tidak mengetahui kabar soal anggur muscat yang dikabarkan mengandung pestisida di atas ambang batas.
ADVERTISEMENT
"Belum tahu, kan kita jual apa yang laris di pasaran. Kalau dilarang ya enggak dijual, sekarang masih banyak yang jualan," ungkapnya.
Dalam sehari, Ia mampu menjual hingga 10 pack anggur muscat dengan harga per pack Rp 40 ribu.
Yohanes (35) yang merupakan warga Denpasar bilang kalau Ia beberapa kali membeli anggur muscat di supermarket. Ia bilang rasa anggur ini memang lebih enak dibanding anggur lainnya.
“Karena tertarik dengan warnanya yah tampak segar. Rasanya enak dan manis tidak seperti buah anggur lainnya," ungkapnya.
Serupa dengan Budiyasa dan Yatno yang merupakan penjual buah, Yohanes yang merupakan masyarakat mengungkap kalau dirinya baru mengetahui ada anggur muscat impor yang mengandung pestisida di luar ambang batas. Untuk itu Ia memilih untuk tidak membeli anggur muscat dalam waktu sementara.
ADVERTISEMENT