Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hidup Tak Tenteram Bahlil Lahadalia Demi Kejar Target Investasi
6 Maret 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahlil memang sudah berhadapan dengan permasalahan itu ketika duduk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kini, ia bisa lebih leluasa mengambil kebijakan dalam mengatasi perkara investasi .
“Dulu BKPM belum menjadi kementerian, baru lembaga setingkat menteri. Jadi agak banci sebenarnya, dikasih senjata tapi pelurunya enggak ada. Setelah satu tahun melihat, kemudian Pak Presiden menjadikan BKPM menjadi Kementerian Investasi,” ujar Bahlil saat wawancara dengan kumparan.
Bahlil bercerita sejak awal diminta Jokowi membereskan investasi mangkrak di Tanah Air. Ia mengungkapkan sebenarnya banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, tidak sedikit yang membatalkan rencana investasinya.
Bahlil menegaskan persoalan yang menghambat investasi tidak boleh dibiarkan. Apalagi, Jokowi sudah memberikan instruksi.
“Bapak Presiden dalam arahannya mengatakan kepada saya ‘Mas Bahlil, investasi di Indonesia sudah banyak masuk, sudah depan pintu, tapi begitu masuk depan pintu mereka balik lagi, karena apa? Karena aturan-aturan yang banyak tumpang tindih,” ungkap Bahlil.
“Dan waktu itu saya masuk (kabinet) investasi mangkrak Rp 708 triliun dan sampai sekarang kita sudah hampir selesaikan sudah 85 persen,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain investasi mangkrak, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Bahlil adalah pemerataan investasi. Ia menekankan pesan Jokowi adalah membangun Indonesia tidak boleh hanya Jawa Sentris. Sehingga, investasi harus didorong di semua wilayah.
“Investasi itu jangan hanya bertumpu di Pulau Jawa, maka beliau meminta kepada saya bikin investasi yang merata,” kata Bahlil.
Apa yang diperintahkan Jokowi tersebut perlahan sudah dilakukan Bahlil. Di 2022, realisasi investasi mencapai Rp 1.200 triliun. Dari angka tersebut, Rp 570,9 triliun atau 48 persen berasal dari Pulau Jawa. Sedangkan 52 persen atau Rp 636,3 triliun berasal dari luar Pulau Jawa.
Jika dirinci, realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 552,8 triliun atau 45,8 persen dari total investasi sepanjang 2022. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 654 triliun atau 54,2 persen dari total investasi di 2022.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengungkapkan tidak sembarang investasi bisa masuk di Tanah Air. Ia tidak mau investasi yang masuk nantinya hanya mengeruk sumber daya alam Indonesia. Apalagi, kata Bahlil, Indonesia saat ini sedang gencar mengedepankan hilirisasi.
Investasi yang dikejar juga bukan hanya dari perusahaan besar saja. Bahlil menegaskan UMKM juga menjadi investor yang tetap harus diperhatikan dengan baik.
“Arahan Pak Presiden memerintahkan agar ada kolaborasi antara pengusaha besar dengan UMKM di daerah dan ini terus kita lakukan dan secara terus-menerus,” tutur Bahlil.
Target Investasi Terus Dinaikkan
Pada 2019 atau saat Bahlil masuk di Kabinet Indonesia Maju sebagai Kepala BKPM, investasi Indonesia ditutup di Rp 795 triliun. Bahlil lalu mendapatkan target investasi di 2020 harus tercapai Rp 817,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Bahlil harus tetap berupaya mengejar target tersebut di tengah pandemi COVID-19 yang melanda. Hasilnya, realisasi investasi di 2020 tembus Rp 826,3 triliun.
Di 2021, Bahlil sebenarnya mendapatkan target di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk menarik investasi senilai Rp 858,5 triliun. Namun, Jokowi meminta kepada Bahlil agar investasi di 2021 mencapai Rp 900 triliun.
Target tersebut dijawab Bahlil Lahadalia dengan realisasi investasi Rp 901 triliun. Tak berhenti di situ, Jokowi kembali mendorong agar investasi kembali digenjot.
“Begitu Rp 900 triliun tercapai, Bapak Presiden di 2022 dinaikkan lagi (target investasi). ‘Mas Bahlil harus Rp 1.200 triliun, ini sebagai salah satu syarat pertumbuhan ekonomi kita di atas 5,3 persen’. Maka kemudian kita kerja maksimal dengan tim didukung oleh tim yang baik maka kita mampu menyelesaikan Rp 1.207 triliun,” ungkap Bahlil.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengakui dalam merealisasikan investasi tersebut bukan perkara gampang. Ia menyebut ada berbagai hambatan yang harus dihadapi mulai dari ego sektoral di kementerian dan pemerintah daerah hingga persoalan tanah.
Bahlil memastikan permasalahan yang ada akan diselesaikan seperti dengan mempermudah perizinan. Apalagi saat ini sudah ada Perppu Cipta Kerja yang dinilai bisa mengatasi masalah tumpang-tindih peraturan.
Bahlil juga akan terus mendampingi investor yang mau masuk ke Indonesia. “Jadi bisnis itu selalu ada masalah, tapi kita wajib menyelesaikan masalah itu. Jadi Kementerian Investasi sekarang mendampingi investor setiap end to end selama investornya benar mengikuti apa yang disyaratkan oleh negara,” terang Bahlil.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan dalam mengatasi permasalahan investasi ada strategi yang mengikuti aturan yang sudah ada. Ada juga strategi out of the box yang digunakan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Ia mencontohkan strategi saat COVID-19 tentu berbeda dengan cara yang dilakukan saat ini.
“Selain strategi yang sudah lazim dilakukan, ada strategi yang tidak lazim dilakukan. Dan strategi yang tidak lazim dilakukan tidak boleh kita sampaikan ke publik, nanti tidak lagi strategi namanya itu,” ujar Bahlil.
Agar investasi semakin maksimal, Bahlil berharap stabilitas politik di Tanah Air terjaga dengan baik. Ia menilai apabila kondisi politik bagus, maka investasi dan perekonomian Indonesia bakal terus tumbuh.