Hilirisasi Karet di Blok Corridor Medco: Ekonomi Petani Naik, Emisi Berkurang

15 Mei 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani mengambil karet bersama pegawai PT Medco E&P Grissik Ltd di Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Foto: MedcoEnergi
zoom-in-whitePerbesar
Petani mengambil karet bersama pegawai PT Medco E&P Grissik Ltd di Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Foto: MedcoEnergi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri karet di Indonesia tengah mengalami keterpurukan, terlihat dari semakin menurunnya tren produksi karet alam beserta nilai ekspornya. Kondisi ini pun berdampak pada kesejahteraan petani yang juga ikut merosot.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), produksi dan ekspor karet alam mencapai titiknya pada tahun 2017. Namun, angkanya konsisten menurun hingga tahun 2023.
Tercatat pada tahun 2017 produksi karet alam di Indonesia mencapai 3,6 juta ton dengan ekspor sebesar 3,2 juta ton. Nilai ekspor tersebut mencapai USD 5,58 miliar di tahun itu.
Kemudian produksi karet alam mulai turun pada tahun 2018 menjadi 3,53 juta ton dengan ekspor 2,95 juta ton. Pada tahun 2019, produksinya 3,3 juta ton dengan ekspor 2,58 juta ton. Pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19 menerjang, produksi karet alam turun menjadi 3,04 juta ton dan ekspor 2,46 juta ton.
Petani menyadap karet di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/9/2020). Foto: NOVA WAHYUDIANTARA FOTO
Lalu tahun 2021, produksi karet alam sebesar 3,05 juta ton dengan ekspor 2,38 juta ton. Sementara pada tahun 2022, produksi kembali turun di 2,65 juta ton dan ekspor 2,08 juta ton. Penyebabnya beragam, mulai dari masalah wabah gugur daun Pestalotiopsis, cuaca ekstrem, hingga pengurangan lahan yang berganti jadi kebun sawit.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi tersebut, PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) ikut membantu peningkatan produksi karet melalui program Budidaya Karet Organik (Bukor) yang diikuti oleh 265 petani di tiga kabupaten dengan luas lahan sekitar 321 hektare di Sumatera Selatan. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2011.
Selain itu, di Blok Corridor yang juga berada di Provinsi Sumatera Selatan, MedcoEnergi melalui anak perusahaannya Medco E&P Grissik Ltd menjalankan Program Budidaya & Hilirisasi Karet Rakyat sejak 2022.
Senior Manager Field Relations & Security Block Corridor, Adjie Suryaningrat, mengatakan program ini membantu petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas getah karet sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan dengan tidak menggunakan pupuk kimia dalam prosesnya.
Senior Manager Field Relations & Security Block Corridor Adjie Suryaningrat bersama petani karet Darmansyah di acara IPA Convex ke-48, Selasa (14/5/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
“Minimnya hilirisasi karet alam menyebabkan tingkat kesejahteraan petani masih rendah. Melalui program ini, para petani dapat meningkatkan keahlian untuk meningkatkan nilai dari produksi getah karet yang dihasilkan sehingga memberikan penghasilan yang lebih baik,” jelasnya di sela-sela acara IPA Convex ke-48, Selasa (14/5).
ADVERTISEMENT
Melalui program ini, kata Adjie, para petani juga mampu menghasilkan mikroorganisme lokal dan kompos serta mendaur ulang sisa tanaman.
Program ini menyasar 473 petani karet dengan total luas garapan mencapai 649 hektare. Adjie menjelaskan, para petani mendapatkan pengetahuan bagaimana cara pengelolaan tanah yang optimal sehingga membuat tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan getah karet yang berkualitas.
Program Budidaya dan Hilirisasi Karet salah satunya diikuti oleh Darmansyah, warga Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Darmansyah merupakan salah satu petani karet mitra binaan Medco E&P Grissik Ltd yang telah menikmati manfaat dari program pengembangan masyarakat.
Melalui pelatihan ini, Darmansyah mendapatkan pengetahuan baru bagaimana dia dapat memanen getah karet dengan cara yang benar dan tepat untuk menjaga kualitas getah karet.
ADVERTISEMENT
Darmansyah mengungkapkan, peningkatan kemampuan ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatannya hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke Perguruan Tinggi, bahkan salah satunya tengah menempuh program S2 di Yogyakarta.
Medco E&P Grissik Limited berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Sebagai pengelola Blok Corridor, Medco E&P melalui konsep Community Development Berkelanjutan terus menjalankan lima pilar Program Pengembangan Masyarakat (PPM) guna mendukung terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Medco E&P Grissik Limited (Medco E&P). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Bantu Kurangi Emisi CO2

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengapresiasi kontribusi Medco E&P bagi pengembangan masyarakat di sekitar area operasi. Program ini bukan hanya membantu ekonomi petani, tapi juga mengurangi emisi CO2.
‘’Kegiatan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan oleh SKK Migas bersama KKKS bukan sekadar tanggung jawab operasional, melainkan upaya nyata dari komitmen kami untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar wilayah operasi hulu migas,‘’ ujar dia saat dihubungi.
Pelatihan dan pendampingan SKK Migas dan Medco E&P Grissik Ltd untuk program hilirisasi karet organik. Foto: MedcoEnergi
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro dalam Laporan Berkelanjutan 2023: Memperluas Cakrawala mengatakan aset Corridor, program pengembangan budidaya karet ini berada di tujuh desa sekitar area Blok Corridor di Sumatera Selatan. Program komprehensif ini tidak hanya mendukung pembangunan pertanian tetapi juga berfokus pada pengurangan emisi melalui studi rinci mengenai jejak karbon yang terkait dengan budidaya karet.
ADVERTISEMENT
Intervensi utama yang dilakukan meliputi pelatihan budidaya karet, penyediaan fasilitas produksi, dan pemberian panduan mengenai penyadapan, pengolahan, dan pemasaran.
Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro di Energy Building, Jakarta, Selasa (2/4). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
"Kami juga memberikan bantuan untuk menghitung dan melakukan mitigasi emisi CO2 dari proses budidaya," katanya.
Dalam studi emisi yang Medco Energi lakukan, perusahaan menyoroti peran penting budidaya karet dalam berkontribusi terhadap upaya pengurangan karbon. Tanaman karet menyerap 282,12 ton CO2 per hektar per siklus dari atmosfer. Tingkat serapan tersebut melebihi emisi yang dihasilkan oleh transportasi petani dan penggunaan pupuk atau bahan kimia lainnya, yaitu sebesar 45,56 ton CO2 per hektar per siklus.
"Oleh karena itu, karet ini menghasilkan serapan bersih CO2 sebesar 236,56 ton per hektar per siklus," katanya.
ADVERTISEMENT