Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pembentukan holding BUMN infrastruktur yang terdiri dari enam BUMN karya terancam gagal. Padahal perkembangan terakhir pada September 2019, perizinannya tengah diproses Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
Holding BUMN infrastruktur sedianya bakal dipimpin oleh PT Hutama Karya (Persero) sebagai induk. Adapun anggota holding yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Yodya Karya (Persero), dan PT Indra Karya (Persero).
Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, saat ini Menteri BUMN Erick Thohir tengah mengkaji beberapa proses pembentukan holding yang tengah berjalan di era Rini Soemarno. Holding infrastruktur kemungkinan menjadi salah satu yang bakal dibatalkan.
"Untuk holding BUMN karya lagi dikaji. Kecil kemungkinan jadi. Banyak pertimbangan," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/11).
Tapi Arya enggan menyebutkan alasan mengapa rencana pembentukan holding BUMN infrastruktur bakal dihentikan. Saat disinggung soal utang BUMN karya yang besar, Arya membantah hal itu menghambat pembentukan holding. Dia hanya mengungkapkan, pihaknya bakal mencari model bisnis terbaik untuk keenam BUMN karya ini.
ADVERTISEMENT
"Ternyata setelah dibahas, kayaknya enggak. Kemungkinan kecil untuk diteruskan," terangnya.
Selain BUMN karya, holding lain yang tengah dikaji adalah BUMN pelabuhan yang terdiri dari beberapa perusahaan Pelindo. Tapi Arya enggan menyebutkan kapan pembentukannya selesai.
Sementara pembentukan holding yang sudah berada di depan mata untuk diselesaikan adalah holding BUMN farmasi. Dalam holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma nantinya akan menjadi induk holding yang menaungi dua perusahaan farmasi pelat merah, yaitu PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).