Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengkaji pembentukan holding sektor penerbangan. Nantinya, holding BUMN penerbangan akan membawahi operator bandara dan maskapai, yaitu PT Angkasa Pura I (AP I), PT Angkasa Pura II (AP II), PT Garuda Indonesia Tbk, AirNav Indonesia, dan PT Survai Udara Penas.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pembentukan holding akan membuat perusahaan semakin besar dan menciptakan efisiensi.
"Sangat mungkin, bisa terjadi (efisiensi). Contohnya begini, kalau dikonsep holding akan sangat punya peluang, konsep holding yang saya rasakan akan sangat penting itu di level strateginya. Satu bagaimana holding bisa menata financial resources. Terus kedua, human resources-nya, ketiga porfolio resources-nya. Nah tiga hal ini yang menurut saya harus menjadi holding sebagai game player-nya," kata Awaluddin saat ditemui di GBK Senayan, Jakarta, Selasa (16/4).
Ia berpendapat, ada banyak bisnis yang bisa disinergikan. Sinergi ini membuat semua anggota holding bisa lebih efisien. Sebab, banyak biaya yang bisa dibagi sehingga bebannya jadi lebih ringan.
ADVERTISEMENT
"Kalau AP I dan AP II sebagai bandar udara, ya berlaku sebagai bandar udara yang punya world class operator. Kalau Garuda sebagai operator angkutan udara ya berlaku lah dengan lisensi yang diberikan oleh masing-masing regulator tadi. Sehingga kalau tadi itu ditanya apakah bisa melakukan efisiensi, ya sangat mungkin, karena joint cost bisa dilakukan dan konsepnya bisa dijadikan sharing cost. Contoh begini saja, banyak resource yang nantinya bisa di-sharing," ucapnya.
"Ini kan hal teknis yang menurut saya bisa dikonkretkan dalam kajian yang lebih lengkap. Tapi kalau sekarang kan proses sedang jalan. Tapi saya yakin, itu (efisiensi) pasti ada," imbuhnya.
Apakah efisiensi ini bisa membuat harga tiket pesawat jadi turun?
ADVERTISEMENT
Awaluddin tak menjawab tegas. Menurutnya, itu tergantung sinergi yang nantinya dijalankan dalam holding BUMN .
"Kalau harga tiket kita harus kembalikan, jadi kita bedakan, kalau operasi bandara ada sendiri, operasi maskapai ada sendiri, saya rasa peluangnya nanti itu tidak seperti itu. Tapi bagaimana kemudian, di konsep sinergi operasi yang seperti apa. Kemudian, bagaimana kemudian service sinergi yang dilakukan seperti apa. Sekarang pun sebenarnya (sinergi) sudah jalan, karena kan maskapai dengan bandar udara tak pernah bisa terpisahkan. Maskapai butuh airport, airport apalagi butuh maskapai. Sudah terjadi, cuma memang tidak dikondisikan dengan pendekatan seperti holding sinerginya," tutupnya.