Holding BUMN Wisata Disuntik Rp 9,3 T, Salah Satunya untuk Beli Saham Citilink

14 Juli 2021 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesin pesawat ditutup untuk menghindari abu vulkanik Gunung Raung, di Bandara Banyuwangi. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
zoom-in-whitePerbesar
Mesin pesawat ditutup untuk menghindari abu vulkanik Gunung Raung, di Bandara Banyuwangi. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN tengah menyiapkan holding BUMN pariwisata dan menunjuk PT Penas sebagai induknya. Didapuk sebagai induk BUMN Pariwisata, PT Penas yang kini telah berganti nama menjadi PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) bakal mendapatkan suntikan modal negara Rp 9,31 triliun.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI.
“Untuk holding pariwisata yang semuanya terdiri dari banyak anak perusahaan itu nilainya Rp 9,3 triliun,” ujar Erick dalam raker bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (14/7).
Menurut Erick, tambahan modal tersebut nantinya akan digunakan untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan aviasi, serta pembebasan lahan dan penyelesaian proyek KEK Mandalika.
Menanggapi usulan tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Golkar, Nusron Wahid masih mempertanyakan penggunaan modal tambahan senilai Rp 9,3 triliun tersebut.
“Untuk penugasan restrukturisasi Penas, dari Rp 9,3 triliun itu masih ada Rp 7 triliun yang dipertanyakan,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Berdasarkan data yang dipegang Nusron, pemerintah ternyata berencana menggunakan dana tersebut untuk mengakuisisi saham maskapai Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Tidak hanya itu, sebagian modal negara tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan Angkasa Pura I dan II yang kini babak belur akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Sebesar Rp 5 triliun untuk aksi korporasi akuisisi saham Citilink. Kedua yaitu bantalan solvabilitas dan struktur permodalan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II yang tergerus akibat COVID-19,” ujarnya. Atas rencana penggunaan modal tersebut, Nusron pun meminta penjelasan lebih lanjut kepada Erick Thohir.
“Kami minta pendalaman lagi,” tegasnya. Sayangnya dalam kesempatan tersebut Erick sama sekali tidak menanggapi permintaan Nusron. Erick hanya menyatakan bahwa holding pariwisata akan terbentuk dalam waktu dekat tepatnya Agustus 2021 mendatang.
“Bahwa tadi khususnya untuk PMN untuk beberapa holding, bahwa untuk holding pariwisata sendiri baru akan terbentuk Agustus 2021, dan september 2021 untuk holding pertahanan dan pangan,” tandasnya.