ID Food Usulkan PMN Rp 1,6 Triliun Buat Program Cadangan Pangan Pemerintah

10 Juli 2024 13:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko, Direktur Utama PT Asabri Wahyu Suparyono, Direktur Utama ID Food Sis Apik Wijayanto saat mengikuti Rapat Komisi VI DPR di Gedung DPR, Rabu (10/7/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko, Direktur Utama PT Asabri Wahyu Suparyono, Direktur Utama ID Food Sis Apik Wijayanto saat mengikuti Rapat Komisi VI DPR di Gedung DPR, Rabu (10/7/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Holding BUMN Pangan ID Food mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 1,6 triliun untuk membiayai program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
ADVERTISEMENT
Rinciannya, PMN Rp 1,6 triliun tersebut untuk membiayai program CPP untuk komoditas gula, daging sapi, minyak goreng, daging ayam, telur ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, ikan kembung, dan daging kerbau.
“Kami berharap dalam forum ini mendapat PMN melaksanakan program cadangan pangan pemerintah Rp 1,6 triliun,” ujar Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR di Gedung DPR, Rabu (10/7).
Dari 12 komoditas pangan, total program yang diberikan kepada ID Food sebanyak 10 komoditas dengan nilai pengadaan program Rp 14,51 triliun. Ia berharap penyaluran program tersebut bisa tercapai Rp 14,23 triliun.
ID Food memerlukan pendanaan internal untuk pengadaan stok akhir tahun dan stock berikutnya dalam rangka untuk penguatan struktur pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto: Nugroho Sejati/kumparan
“Dengan adanya PMN, maka kita harapkan struktur pendanaan akan efisien dan bisa mendapat manfaat terutama efisiensi biaya,” kata Sis.
Dengan perbaikan struktur pendanaan, margin laba bersih pengolahan CPP akan naik dari 2,3 persen apabila tanpa PMN menjadi 3,9 persen apabila ada penambahan PMN.
“Potensi funding mix CPP dan pinjaman komersial pinjaman subsidi menurut cost of capital akan kita peroleh tanpa PMN 5,6 persen, dengan PMN bisa lebih hemat 3,8 persen,” jelas Sis.
“Kalau pendanaan tanpa PMN, cost of capital (modal kerja) 5,6 persen. Dengan PMN, turun menjadi 3,8 persen,” tambahnya.
Sis menjelaskan adanya potensi pendanaan dari sindikasi Himbara yang mendapat jaminan interest rate 7,5 persen dengan subsidi bunga 3 persen. Selain itu, terdapat potensi pendanaan stunting dari perbankan di luar himbara sebesar 8,75 persen per tahun.
ADVERTISEMENT