Ide Jokowi Bangun Ibu Kota Baru Bikin Erick Thohir Salut

2 Juni 2021 5:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir memberikan keterangan pers terkait kampanye terbuka Jokowi-Maaruf di Rumah Cemara, Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir memberikan keterangan pers terkait kampanye terbuka Jokowi-Maaruf di Rumah Cemara, Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Gagasan Presiden Jokowi membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur, membuat Menteri BUMN Erick Thohir salut. Erick Thohir pun membandingkan kebijakan Jokowi itu, dengan cara Amerika Serikat (AS) dan China, dalam mengembangkan kota-kota mereka sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
"Saya yang sangat luar biasa salut dengan Pak Presiden. Bagaimana inovasi, mungkin ini kontroversi, ibu kota baru. Kenapa? 50 juta penambahan penduduk di Indonesia, mau ke mana? Mau ke Jakarta lagi? Mau ke Bandung lagi? Mau ke Lampung lagi? Enggak bisa," kata Erick Thohir dalam wawancara khusus di akun Youtube Deddy Corbuzier, dikutip Rabu (2/6).
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 lalu ini pun, membandingkan kebijakan Jokowi dengan cara AS dan China mengembangkan kota-kota mereka.
Menurutnya, kedua negara itu menerapkan teori yang berbeda dalam mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. AS, kata Erick Thohir, mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota kecil. Sementara China membangun kota-kota baru sebagai pusat ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
"Kan kita pilihan. Terus apakah kita harus seperti China membangun semua ibu kota baru? Ya belum tentu kuat (anggarannya)," ujar pemilik Mahaka Group itu.
Karena itu dia menilai pilihan Presiden Jokowi dengan menumbuhkan ibu kota, sebagai langkah yang tepat. "Tetapi titik-titik pertumbuhan di desa-desa, di kota-kota kecil, harus dipindahkan supaya tadi ada equilibrium. Dan keseimbangan itu penting," imbuh Menteri BUMN ini.
Jakarta sendiri bebannya sudah terlalu berat menanggung fungsi ganda sebagai ibu kota negara yang juga pusat pemerintahan, serta pusat kegiatan bisnis. Menurut dia, hal ini membuat sebagian generasi muda mulai enggan tinggal di Jakarta.
"Tapi kita tetap senang tinggal di sini. Tapi coba bertanya ke generasi mudanya, sebagian besar dari mereka belum tentu mau tinggal di Jakarta. Umumnya, hanya mau tinggal di Jakarta kalau ada peluang," kata Erick Thohir.
ADVERTISEMENT