Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Gagasan Presiden Jokowi membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur, membuat Menteri BUMN Erick Thohir salut. Erick Thohir pun membandingkan kebijakan Jokowi itu, dengan cara Amerika Serikat (AS) dan China, dalam mengembangkan kota-kota mereka sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
"Saya yang sangat luar biasa salut dengan Pak Presiden. Bagaimana inovasi, mungkin ini kontroversi, ibu kota baru. Kenapa? 50 juta penambahan penduduk di Indonesia, mau ke mana? Mau ke Jakarta lagi? Mau ke Bandung lagi? Mau ke Lampung lagi? Enggak bisa," kata Erick Thohir dalam wawancara khusus di akun Youtube Deddy Corbuzier, dikutip Rabu (2/6).
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 lalu ini pun, membandingkan kebijakan Jokowi dengan cara AS dan China mengembangkan kota-kota mereka.
Menurutnya, kedua negara itu menerapkan teori yang berbeda dalam mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. AS, kata Erick Thohir, mendorong pertumbuhan ekonomi di kota-kota kecil. Sementara China membangun kota-kota baru sebagai pusat ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
"Kan kita pilihan. Terus apakah kita harus seperti China membangun semua ibu kota baru ? Ya belum tentu kuat (anggarannya)," ujar pemilik Mahaka Group itu.
Karena itu dia menilai pilihan Presiden Jokowi dengan menumbuhkan ibu kota, sebagai langkah yang tepat. "Tetapi titik-titik pertumbuhan di desa-desa, di kota-kota kecil, harus dipindahkan supaya tadi ada equilibrium. Dan keseimbangan itu penting," imbuh Menteri BUMN ini.
Jakarta sendiri bebannya sudah terlalu berat menanggung fungsi ganda sebagai ibu kota negara yang juga pusat pemerintahan, serta pusat kegiatan bisnis. Menurut dia, hal ini membuat sebagian generasi muda mulai enggan tinggal di Jakarta.
"Tapi kita tetap senang tinggal di sini. Tapi coba bertanya ke generasi mudanya, sebagian besar dari mereka belum tentu mau tinggal di Jakarta. Umumnya, hanya mau tinggal di Jakarta kalau ada peluang," kata Erick Thohir .
ADVERTISEMENT