IHSG Diprediksi Melemah, Investor Khawatir Imbas Runtuhnya Silicon Valley Bank

17 Maret 2023 6:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Jumat (17/3). Pada perdagangan Kamis (16/3), IHSG ditutup melemah 0,94 persen ke level 6.565, 728.
ADVERTISEMENT
Analis Bina Artha, Ivan Rosanova, mengatakan IHSG telah menembus ke bawah level 6.558 yang sebelumnya merupakan support terdekat. Ivan memperkirakan level ini membuka jalan bagi IHSG untuk menguji kembali support krusial 6.510.
“Pelemahan di bawah 6510 akan mengkonfirmasi skenario bearish untuk IHSG. Namun demikian IHSG masih berpeluang melanjutkan skenario barrier triangle seperti ditampilkan pada chart selama level 6510 tetap bertahan,” kata Ivan dalam prediksinya.
Ivan mengatakan level support IHSG berada di 6.543, 6.510, 6.394, dan 6.262. Sementara level resistennya di 6. 65-, 6.700, 6.820, dan 6890. Ia mengungkapkan, berdasarkan indikator MACD kondisi ini menandakan momentum IHSG.
Saham yang direkomendasikan Ivan adalah BRPT. Menurut Ivan, BRPT bergerak di atas zona support 735 - 740 dan diperkirakan rebound selama harga tidak jatuh di bawah 735. Ia menyarankan hold atau buy on weakness pada rentang harga 740-750 dengan target harga terdekat di 840.
ADVERTISEMENT
“Pelemahan di bawah 6510 akan mengkonfirmasi skenario bearish untuk IHSG. Namun demikian IHSG masih berpeluang melanjutkan skenario barrier triangle seperti ditampilkan pada chart selama level 6510 tetap bertahan,” tutur Ivan.
Selain itu, Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menuturkan sentimen negatif utama penurunan IHSG berasal dari kekhawatiran meluasnya dampak penutupan Silicon Valley Bank (SVB) terhadap sektor keuangan di luar Amerika Serikat (AS).
Alrich mengatakan kondisi ini terjadi di tengah spekulasi pasar terhadap kenaikan The Fed Rate sebesar 25 bps dalam FOMC 22 Maret 2023. Ditengah spekulasi tersebut, RDG Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5.75 persen pada Kamis (16/3).
Hal ini akhirnya memicu pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0,07 persen ke Rp 15.371 per dolar AS di hari itu. “Kondisi di atas diperkirakan memicu pelemahan lanjutan nilai tukar Rupiah dalam beberapa hari kedepan,” kata Alrich.
ADVERTISEMENT
Alrich merekomendasikan saham-saham defensif dan consumer-related, di antaranya INDF, ICBP, SIDO, MAPI, TLKM dan ASII.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.