Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
IMF Pangkas Ekonomi RI di 2022, Kemenkeu Pastikan Pemulihan Berjalan
26 Januari 2022 12:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemangkasan itu dirilis IMF dalam Laporan World Economic Outlook (WEO). Menanggapi hal ini, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, memastikan pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun ini akibat pandemi COVID-19 terus berjalan.
Menurut dia, kuatnya perekonomian Indonesia yang sudah terlihat di tahun ini dan berlanjut ke 2023 merupakan bukti bahwa penanganan pandemi berbuah signifikan pada relatif cepatnya pemulihan ekonomi Indonesia.
"Kebijakan penanganan pandemi dan PEN yang efektif di 2021 dan diperkuat dengan fokus penciptaan tenaga kerja selain kesehatan dan perlindungan masyarakat di 2022 tentunya menjadi faktor penting. Kita perlu jaga momentum pemulihan ke depan dengan tetap waspada terhadap berbagai risiko," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/1).
ADVERTISEMENT
Beberapa risiko yang perlu diwaspadai ke depan, kata dia, antara lain potensi kemunculan varian baru COVID-19, isu disrupsi suplai dan volatilitas harga energi yang memberi ketidakpastian pada tingkat inflasi, risiko pada stabilitas keuangan negara berkembang.
Selain itu, normalisasi kebijakan moneter negara maju dengan menaikkan suku bunga, tensi geopolitik yang masih tinggi, dan isu perubahan iklim juga menjadi risiko-risiko yang perlu diwaspadai ke depan.
Dalam laporan WEO Januari 2022 tersebut, IMF juga memberikan beberapa rekomendasi penguatan kerangka kebijakan yang komprehensif untuk negara-negara, yaitu memperkuat kebijakan di sektor kesehatan, termasuk pemerataan vaksin.
IMF juga merekomendasikan perubahan kebijakan moneter yang harus didukung dengan komunikasi yang efektif, memperkuat posisi dan kesinambungan fiskal, memperkuat kerja sama internasional, dan melanjutkan reformasi struktural dan kebijakan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 yang belum dirilis pemerintah, Febrio mengatakan akan berada di kisaran 3,5 persen-4 persen, dengan mempertimbangkan kondisi terkini dari pergerakan mobilitas dan indikator-indikator di sisi konsumsi dan produksi yang terus menunjukkan penguatan.
"Outlook pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia pada kuartal IV 2021 berada pada angka yang lebih optimis yaitu 5,1 persen sesuai dengan kondisi terkini yang menunjukkan pemulihan yang kuat," ujar dia.
Sebelumnya, Assistant Director Western Hemisphere Department IMF, Cheng Hoon Lim, mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi RI di tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan adanya pelonggaran pembatasan aktivitas, dukungan kebijakan yang berkelanjutan, peningkatan mobilitas, serta program vaksinasi yang meluas ke daerah-daerah yang lebih terpencil.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, munculnya varian COVID-19 yang lebih agresif memberikan tekanan pada perekonomian domestik. Ditambah lagi, kondisi ketidakpastian global juga meningkatkan risiko pada ekonomi Indonesia.
“Keseimbangan risiko terhadap prospek membaik, tetapi tetap miring ke bawah. Munculnya varian COVID-19 yang lebih agresif dapat memberi tekanan lebih lanjut pada sistem kesehatan dan menyebabkan pembatasan mobilitas baru, dan risiko limpahan dari kondisi keuangan global yang lebih ketat telah meningkat," kata Lim dalam laporan IMF untuk Indonesia yang diterima kumparan, Rabu (26/1).