Impor RI Naik 17,28 Persen di Juli 2024, Ini Penyebabnya

16 Agustus 2024 9:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Kamis (15/8/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Kamis (15/8/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia mencatatkan pelonjakan impor barang hingga 17,82 persen secara bulanan atau month to month (mtm) pada Juli 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia mencapai USD 21,74 miliar atau setara dengan Rp 342 triliun (kurs Rp 15.736 per USD) di Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, membeberkan komoditas yang banyak menyumbang kenaikan impor RI adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) dan peralatan elektrik (HS 85). Utamanya produk ponsel pintar alias smartphone yang tercatat diimpor sebanyak 170 kg atau senilai USD 13.973 pada Juli 2024. Angka ini tumbuh18,39 persen secara mtm.
“Smartphone ini masuk dalam kode HS 85171300. Ini yang mengalami kenaikan impor,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (15/8).
Selain smartphone, Amalia mgungkapkan plastik dan barang dari plastik juga tercatat menyumbang kenaikan kinerja impor, dengan volume 610 kg atau senilai USD 1.647 di Juli 2024, tumbuh 19,35 persen (mtm).
Amalia merinci nilai impor migas selama Juli 2024 tercatat USD 3,56 miliar, naik 8,78 persen dibanding USD 3,27 miliar pada Juni 2024. Kemudian untuk impor nonmigas pada Juli 2024 senilai USD 18,18 miliar atau naik 19,76 persen dibandingkan USD 15,18 miliar pada Juni 2024.
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Kinerja impor RI pada Juli 2024 mengalami kenaikan sebesar 11,07 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Impor migas naik secara tahunan dari USD 3,13 miliar pada Juli 2023 menjadi USD 3,56 miliar pada Juli 2024. Sementara impor nonmigas secara yoy naik dari USD 16,44 miliar pada Juli 2023 menjadi USD 18,18 miliar pada Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Adapun secara kumulatif, total nilai impor Indonesia periode Januari-Juli 2024 tercatat naik sebesar 2,40 persen secara tahunan, yaitu menjadi USD 131,38 miliar, dari USD 128,30 miliar pada Januari-Juli 2023.
"Total nilai impor sepanjang Januari hingga Juli 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Andil utama penurunan nilai impor tersebut disumbang oleh kelompok bahan baku atau penolong sebesar minus 1,90 persen," kata Amalia.

Neraca Perdagangan RI Tetap Surplus

BPS melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 surplus sebesar USD 0,47 miliar atau turun USD 1,92 dibanding bulan Juni.
"Pada Juli 2024 neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar USD 0,47 miliar atau turun USD 1,92 miliar secara bulanan. Surplus bulan Juli lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," kata Amalia.
ADVERTISEMENT
Surplus kali ini, lanjut Amalia, merupakan surplus ke 51 kali berturut-turut. Secara rinci, nilai ekspor Indonesia pada periode Juli tercatat senilai USD 22,21 miliar atau naik 6,55 persen dibandingkan Juni 2024.
Sedangkan secara yoy ekspor Indonesia naik 6,46 persen dibanding bulan Juli 2023 sebesar USD 20,86 miliar. "Total nilai ekspor mengalami peningkatan secara bulanan maupun tahunan," ungkapnya.
Secara bulanan, nilai ekspor migas pada Juli 2024 naik 15,57 persen menjadi USD 1,42 miliar dari semula USD 1,23 miliar pada Juni 2024. Begitu juga dengan nilai ekspor non migas pada Juli 2024 yang tercatat naik 5,98 persen jadi USD 20,79 miliar, dari Juni 2024 yang sebesar USD 19,61 miliar.
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas naik dari USD 1,23 miliar pada Juli 2023 menjadi USD 1,42 miliar di Juli 2024. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat turun dari USD 19,63 miliar di Juli 2023 menjadi USD 20,79 miliar di Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Adapun secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-Juli mengalami penurunan sebesar 1,47 persen secara tahunan. Pada Januari-Juli 2024 total ekspor tercatat sebesar USD 147,30 miliar sementara pada Januari-Juli 2023 tercatat USD 149,50 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada pertambangan dan lainnya sebesar -2,55 persen.
“Andil utama penurunan nilai ekspor disumbang oleh sektor pertambangan dan lainnya sebesar minus 2,55 persen,” ungkapnya.