Indef Singgung Alarm IHSG Merah di Tengah Peluncuran Danantara

24 Februari 2025 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai investor pasar modal tidak terlalu percaya diri dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin (24/2). IHSG dibuka menguat 13,582 poin (0,20 persen) ke 6.816,584, menjelang peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto pada pukul 10.00 WIB.
Namun pada penutupan perdagangan sesi I, berdasarkan data RTI Business, indeks saham bergerak melemah 55,777 poin (0,82 persen) ke 6.747,224, setelah Prabowo resmi meluncurkan Danantara.
Pelemahan IHSG berlanjut hingga perdagangan saham sore ini. IHSG berakhir di zona merah atau turun 53,400 poin (0,78 persen) ke posisi 6.749,601.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, mengatakan investor pasar modal memang tidak merespons peluncuran Danantara dengan baik hari ini.
"IHSG sendiri itu turun, terkontraksi cukup dalam. Meskipun sempat ada peningkatan, tapi sekarang masih di level kalau saya tidak salah 6.700 begitu ya," kata Andry saat Diskusi Publik Indef, Senin (24/2).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Andry juga menyoroti saham-saham perusahaan pelat merah yang saat ini sudah berada di bawah pengelolaan Danantara, juga mengalami kontraksi hari ini.
Ada 7 BUMN yang sudah berada di bawah naungan Danantara, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI), PT Pertamina, PT PLN, MIND ID, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
"Jadi ini jadi salah satu alarm menurut saya, bahwa apakah pasar cukup confident. Tapi kalau dilihat dari responsnya, sepertinya tidak begitu confident dari peluncuran Danantara," tegas Andry.
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani memastikan perusahaan BUMN yang berada di bawah Danantara akan bertambah. Bahkan, dia menyebut seluruh perusahaan pelat merah akan jadi bagian dari Danantara.
ADVERTISEMENT
“Ya kan memang nanti yang masuk ke Danantara itu kan keseluruhan, bukan hanya 7 BUMN dan memang kita coba kita tingkatkan, memang ada stage-nya yang kita akan konsolidasikan semua aset ini,” kata Rosan saat konferensi pers di Istana Merdeka.
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengungkapkan seluruh BUMN akan masuk di bawah naungan Danantara sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di akhir Maret 2025.
"Sebelum RUPS sudah harus pindah ke Danantara. Bulan Maret ini, akhir Maret ini," ungkapnya.