Indonesia Sudah Mirip China, PKL Terima Pembayaran Nontunai

10 Maret 2019 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pesatnya perkembangan teknologi pembayaran seperti Go-Pay membuat belanja makanan dan minuman semakin lebih praktis. Tidak lagi harus menggunakan uang tunai, kini para pedagang kaki lima (PKL) dan penjual makanan di foodcourt di Indonesia, khususnya Jakarta sudah menerima pembayaran nontunai berbasis aplikasi pemindaian QR-code (cashless).
ADVERTISEMENT
Kondisi ini semakin didukung dengan kemunculan berbagai aplikasi yang menawarkan pembayaran dengan uang elektronik. Setidaknya ada dua perusahaan besar yang saat ini tengah bersaing ketat dalam memberikan layanan cashless kepada toko, yaitu Ovo dan Go-Pay. Ke depan, menyusul LinkAja milik BUMN.
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Tren setupa telah lebih dulu terjadi di China. Perkembangan pembayaran nontunai berkembang pesat di Negara Tirai Bambu dalam beberapa tahun belakangan. Tak hanya kepada PKL, bahkan pengamen di sana pun bisa dibayar dengan aplikasi pembayaran nontunai. Dua aplikasi penyedia pembayaran nontunai yang terkenal di China adalah Alipay dan WeChat.
Untuk membuktikan perkembangan layanan nontunai di Indonesia telah mendekati China, kumparan mendatangi 5 toko atau warung penjual makanan di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di semua toko tersebut, terpampang logo berbagai perusahaan aplikasi penyedia pembayaran nontunai, yang paling dominan adalah Go-Pay dan Ovo.
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Ika, karyawan di toko kue donat Churrosku yang terletak di depan halte Transjakarta Jatipadang mengatakan, sudah cukup lama tempatnya bekerja menyediakan layanan pembayaran dengan Go-Pay dan Ovo. Kata dia, keberadaan sistem pembayaran ini mempermudahkan transksi ke konsumen.
ADVERTISEMENT
"Saya lupa pastinya karena owner yang pasang. Tapi ini dengan adanya aplikasi ini emang permudah pembayaran ya, karena kadang ada orang yang enggak punya cash, dia bisa bayar pakai Go-Pay atau Ovo. Kadang orang lewat, pakai mobil enggak punya cash, bisa bayar pakai ini," kata Ika kepada kumparan di tokonya, Minggu (10/3).
Toko di sebelahnya, yaitu Pai Mama, juga menggunakan layanan yang sama. Tanpa Go-Pay, di toko kue kering ini menyediakan layanan pembayaran melalui Ovo, Jack Mobile dari Bank DKI, T-Cash, dan Your All Payment (Yap!) dari BNI.
Untuk T-Cash dan Yap! saat ini tidak bisa digunakan lagi. Sebab, oleh pemerintah, kedua aplikasi ini dilebur menjadi satu aplikasi terintegrasi bernama LinkAja. Kehadiran LinkAja besutan beberapa BUMN ini disiapkan untuk menyaingi keberadaan Ovo dan Go-Pay.
ADVERTISEMENT
"Di toko ini pakai Ovo karena biar mudah transaksinya. Juga banyak promonya, kayak sekarang kan diskon 10 persen pakai Ovo," kata karyawan Pai Mama, Yusuf.
Toko yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Pedagang lain, yakni Mie Kriting di Jalan Jatipadang, mengatakan, sudah banyak aplikasi yang ada di warungnya. Tak hanya Ovo dan Go-Pay, tapi ada juga akulaku dan Boost. Tapi, yang saat ini aktif digunakan adalah Ovo dan Go-Pay.
Di warung yang berada di pinggir jalan raya ini terpampang, pembelian dengan Go-Pay diskon 20 persen dan Ovo 30 persen.
Kata Neni, pelayan di warung ini menyebutkan, kehadiran layanan ini mempermudah transaksi. Katanya, tak perlu pusing memikirkan uang kembalian, apalagi uang receh.
Warung makanan yang sudah gunakan aplikasi uang elektronik Ovo dan Go-Pay di sekitar Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Meski begitu, dirinya tetap melayani pembelian dengan uang cash. kumparan mengamati, pembeli di warung yang Neni jaga ini, memang tetap menerima pembeli yang membayar secara tunai, terutama bagi mereka yang membeli borongan seperti office boy yang diminta membeli makan siang untuk karyawan kantor.
ADVERTISEMENT
"Pakai aplikasi mudah sih, di sini banyak. Tapi banyak juga yang tunai karena kadang belinya banyakan," kata dia.
Dua warung lainnya di sekitar Jatipadang adalah soto mi khas Bogor dan mi ayam Bakso Lapangan juga telah menggunang aplikasi ini. Mulai dari cara membayar dan berbagai diskon terpampang di gerobak mereka.