Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.106.1
Industri Minuman Ringan Catat Penurunan Pertumbuhan, Daya Beli Jadi Faktor
14 Mei 2025 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), pertumbuhan sejak Semester II 2024 sampai Kuartal I 2025 untuk industri minuman ringan hanya tumbuh 1,2 persen.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, mengatakan angka ini merupakan penurunan yang signifikan menurut .
“Industri minuman ringan terus menunjukkan tren penurunan dengan pertumbuhan hanya mencapai 1,2 persen turun cukup signifikan jika dibanding tahun 2023 yang mencapai 3,2 persen,” kata Merrijantij dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Minuman di Tahun 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada Rabu (15/5).
Untuk detail kontribusi pangsa pasar, produk air minum dalam kemasan (AMDK) masih mendominasi penjualan dengan 62 persen dari pangsa pasar.
Sisanya ada minuman kopi dan teh kemasan sebesar 15 persen, minuman berkarbonasi sebesar 5 persen dan minuman ringan lain seperti minuman sari buah, minuman mengandung susu, serta minuman energi sebesar 18 persen.
Merrijantij mengungkap salah satu alasan penurunan tersebut adalah turunnya daya beli masyarakat. Namun beberapa hal lain seperti tekanan inflasi pada komponen industri, ketegangan dagang global dan kebijakan baru dari AS menjadi faktor lainnya.
ADVERTISEMENT
“Peninjauan kembali tarif impor terhadap produk berbasis gula dan bahan baku olahan tropis juga berdampak pada biaya bahan baku dan akses pasar ekspor,” ujarnya.
Menghadapi penurunan ini, Merrijantij menjelaskan momen ini bisa dijadikan momentum bagi industri minuman untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap segala dinamika yang terjadi.
“Tren penurunan ini perlu menjadi perhatian bersama mengingat sektor ini memiliki kontribusi penting terhadap penciptaan lapangan kerja, investasi lokal, serta rantai pasok bahan baku dan logistik,” kata Merrijantij.
Per 2024, tercatat terdapat 126 perusahaan minuman ringan dengan 22.853 pekerja yang tercatat di dalamnya. Di tahun 2024, industri minuman ringan mencatat ekspor sebesae USD 142,8 juta atau setara 195,2 ribu ton.